Izin E-Payment Belum Terbit, Bukalapak: Ekosistem Kami Merugi

Reporter

Bisnis.com

Editor

Anisa Luciana

Kamis, 11 Januari 2018 12:40 WIB

Resep Sukses dari CEO Bukalapak

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan pembayaran elektronik atau e-payment milik Bukalapak, yaitu Bukadompet, masih tertahan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI). Hingga kini, bank sentral belum menerbitkan lisensi perizinan baru bagi penggunaan uang elektronik tersebut sejak tiga bulan terakhir.

“Sejujurnya itu cukup merugikan ekosistem kami,” ujar CEO Bukalapak, Achmad Zaky, dalam perayaan sewindu Bukalapak, Rabu, 10 Januari 2018.

Menurutnya, layanan Bukadompet selama ini memegang porsi sebesar 20 persen dari total pembayaran yang terjadi pada platform Bukalapak. “Customer banyak yang lakukan pembayaran melalui BukaDompet, kedua terbesar setelah pembayaran melalui transfer bank, kalau itu ditutup banyak sekali potensi pendapatan yang hilang,” ujarnya

Baca juga: BI Nonaktifkan Layanan Top Up E-Money Bukalapak, Ada Apa?

Achmad Zaky berharap bank sentral segera menerbitkan lisensi baru penggunaan dompet elektronik tersebut. Sebab menurutnya, ekosistem e-commerce mesti terus terhubung dengan financial technology (fintech) untuk meningkatkan skala bisnis UKM.

Advertising
Advertising

“Sampai sekarang kami belum dapat informasi sama sekali meskipun sudah patuh submit semua syarat kelengkapan sesuai ketentuan kepada Bank Indonesia,” ujarnya.

Salah satu kompetitor Bukalapak, yaitu Tokopedia, juga menghadapi persoalan yang sama. Layanan pembayaran elektroniknya, yaitu, TokoCash, turut dihentikan oleh Bank Indonesia.

Senior Communications Lead Tokopedia, Siti Fauziah, menyatakan sudah mengajukan kelengkapan dokumen kepada bank sentral. “Dan untuk saat ini masih diproses Bank Indonesia,” ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya