Ingin Kredit Tanpa Agunan dan Aman ? Simak Saran Pakar

Senin, 8 Januari 2018 06:00 WIB

Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Tawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA) kerap kali disampaikan pihak perbankan, baik lewat pembagian brosur hingga telemarketing. Tak jarang, nasabah langsung memutuskan untuk menggunakan KTA tanpa pertimbangan yang matang.

Bagi anda yang ingin menggunakan KTA, barangkali bisa menyimak beberapa saran dari para pakar keuangan berikut. Financial Trainer dari QM Financial, Ligwina Hananto, menyebut masalah terbesar dari nasabah selama ini adalah terkait penggunaan KTA. "Biasanya menjadi kredit konsumtif," katanya melalui pesan singkat kepada Tempo di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2018.

Simak: Tips Keuangan: Kapan Boleh Ambil Kredit Tanpa Agunan

Ia mengaku tidak melihat kegunaan KTA untuk keperluan konsumtif sebagai sesuatu yang positif. Namun jika akhirnya terpaksa, ujarnya, nasabah harus memastikan jika mereka sudah memiliki alokasi dana untuk membayar bunga KTA. "Prinsip KTA itu
tanpa agunan, periode pendek, jadi dapat dipastikan berbunga tinggi," tuturnya.

Ligwina menyebut salah satu penggunaan KTA yang kurang tepat adalah pada pembelian furnitur rumah maupun liburan. Pengunaan KTA untuk membayar utang, katanya, juga kurang tepat. "Kalau mau ambil KTA untuk bayar utang, coba hitung kembali masuk apa gak ?"

Advertising
Advertising

Menurut dia, KTA akhirnya lebih sesuai digunakan oleh pemilik bisnis kecil yang belum memiliki agunan, namun butuh dana segar dalam waktu cepat. Namun, penggunaannya tetap memiliki resiko. "Menyebabkan cashflow berhadapan dengan beban cicilan yang besar," kata Ligwina.

Ligwina menambahkan, prinsip perencanaan keuangan untuk kredit sebaiknya mempertimbangkan sejumlah aspek. Salah satunya yaitu periode penggunaan yang harus lebih lama daripada periode kredit. Cicilan Kredit Tanpa Agunan pun, ujarnya, maksimal 30 persen dari penghasilan rutin. "Dengan begitu seseorang tidak hidup dari gaji ke gaji untuk bayar utang saja," ucapnya.

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

8 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

9 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya