BPS: Jumlah Penduduk Miskin 26,58 Juta Orang

Selasa, 2 Januari 2018 19:46 WIB

Menteri Keuangan: Perlu Upaya Ekstra Turunkan Kemiskinan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2017 sebanyak 26,58 juta orang. Jumlahnya menurun 1,19 juta orang dari Maret 2017 yang mencapai 27,77 juta orang. Secara presentase, angkanya menurun 10,21 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan tersebut merupakan capaian menggembirakan. Pasalnya presentase penduduk miskin menunjukkan tren penurunan sejak Maret 2011. "Pencapaian September ini yang paling bagus karena penurunannya lebih cepat kalau dibandingkan tujuh tahun terakhir," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk miskin di desa lebih tinggi dari pada di kota. Pada September 2017, jumlah penduduk miskin di perdesaan sebanyak 16,31 juta orang atau 13,47 persen dari total. Sementara di perkotaan jumlahnya 10,27 juta orang atau 7,26 persen.

Meski masih tinggi, Suhariyanto mengatakan jumlah penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan selama periode Maret-September 2017. Di perkotaan, jumlahnya menurun 401,28 ribu orang sementara di perdesaan turun 786,95 ribu orang.

Suhariyanto mengatakan inflasi menjadi salah satu faktor yang paling mempengaruhi tingkat kemiskinan selama periode Maret-September 2017. Selama periode tersebut, inflasi umum relatif rendah yaitu sebesar 1,45 persen.

Advertising
Advertising

Faktor penyebab penurunan tingkat kemiskinan lainnya adalah rata-rata upah nominal buruh tani per hari pada September yang naik sebesar 1,50 persen dibanding Maret. Angkanya naik dari Rp 49.473 menjadi Rp 50.123. Upah riil buruh tani per hari pada periode yang sama juga naik 1,05 persen dari Rp37.318 menjadi Rp 37.711.

Upah buruh bangunan per hari pun naik 0,78 persen dari Rp 83.724 menjadi Rp 84.378. Di sisi lain, upah buruh bangunan per hari di periode yang saman turun 0,66 persen dari Rp 65.297 menjadi Rp 64.867.

Suhariyanto mengatakan laju pertumbuhan beberapa harga komoditas pangan juga cukup terkendali sehingga membantu menekan laju kenaikan garis kemiskinan dan membantu daya beli masyarakat. Harga beras misalnya, naik hanya 0,69 oersen dari Rp 13.125 pada Maret 2017 menjadi Rp 13.215 pada September 2017. Selain beras, komoditas lain yang berpengaruh adalah rokok kretek filter, daging sapi, telur ayam ras, mie instan, dan gula pasir.

Faktor pendukung lainnya adalah penyaluran beras sejahtera (rastra). Selama Maret-September 2017, BPS mencatat rata-rata rastra telah disalurkan kepada sekitar 30 persen rumah tangga setiap bulannya.

Berita terkait

BPS Sebut NTP Juli Naik Tinggi, Meningkat Signifikan Sejak 2021

1 Agustus 2023

BPS Sebut NTP Juli Naik Tinggi, Meningkat Signifikan Sejak 2021

Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,34 persen.

Baca Selengkapnya

BPS: Upah Buruh Naik 1,08 Persen

5 Mei 2023

BPS: Upah Buruh Naik 1,08 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata upah buruh per bulan pada Februari 2023 naik sebesar 1,08 persen dibanding Februari 2022.

Baca Selengkapnya

BPS: Harga Gabah dan Beras Petani Merosot saat Panen Raya

3 April 2023

BPS: Harga Gabah dan Beras Petani Merosot saat Panen Raya

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga gabah dan beras di petani terus menurun di masa panen raya.

Baca Selengkapnya

Laju Inflasi Maret Mencapai 4,97 Persen, Makanan dan Tembakau Penyumbang Terbesar

3 April 2023

Laju Inflasi Maret Mencapai 4,97 Persen, Makanan dan Tembakau Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan laju inflasi pada Maret 2023 sebesar 4,97 persen. Makanan, minuman, dan tembakau penyumbang terbesar.

Baca Selengkapnya

HKTI Minta Semua Pihak Gunakan Data BPS

23 Maret 2023

HKTI Minta Semua Pihak Gunakan Data BPS

BPS adalah satu-satunya lembaga data yang bertanggung jawab langsung terhadap ketersediaan data.

Baca Selengkapnya

Serikat Petani Indonesia Dukung Data Produksi Beras Milik BPS

21 Maret 2023

Serikat Petani Indonesia Dukung Data Produksi Beras Milik BPS

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mendukung data produksi beras yang selama ini dikeluarkan Badan Pusat Statistik.

Baca Selengkapnya

BPS: Kinerja Ekspor Turun 6,36 Persen

15 Februari 2023

BPS: Kinerja Ekspor Turun 6,36 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian ekspor Indonesia pada Januari 2023 turun 6,36 persen dibanding Desember 2022.

Baca Selengkapnya

3 Rekomendasi BPS buat Hapus Kemiskinan Ekstrem DKI Jakarta yang Berjumlah 95.668 Orang

30 Januari 2023

3 Rekomendasi BPS buat Hapus Kemiskinan Ekstrem DKI Jakarta yang Berjumlah 95.668 Orang

BPS DKI Jakarta Suryana menuturkan pihaknya memberi tiga rekomendasi untuk penghapusan kemiskinan ekstrem di Jakarta.

Baca Selengkapnya

10 Provinsi Kaya di Indonesia, DKI Jakarta Pertama

20 Januari 2023

10 Provinsi Kaya di Indonesia, DKI Jakarta Pertama

Daftar provinsi tajir di Indonesia berdasarkan APBD 2021, urutan pertama adalah DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

BPS Apresiasi Pemerintah Mampu Jaga Harga Pangan Stabil

8 Desember 2022

BPS Apresiasi Pemerintah Mampu Jaga Harga Pangan Stabil

BPS menyarankan pemerintah sediakan gudang untuk menampung berbagai komoditas saat panen raya.

Baca Selengkapnya