Kenapa BI Prediksi Inflasi Naik di Minggu Ketiga Desember?

Minggu, 24 Desember 2017 11:09 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Denpasar - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan laju inflasi hingga minggu ketiga Desember 2017 berada pada kisaran 0,42 persen. "Desember ini minggu ketiga ada di kisaran 0,42 persen," kata Agus saat ditemui di Bali, Sabtu, 23 Desember 2017.

Laju inflasi pada periode ini, menurut Agus Marto, masih disumbang oleh kenaikan harga-harga makanan seperti telur ayam dan cabai. Meski laju inflasi meningkat menjelang akhir tahun, tingkat inflasi nasional sepanjang 2017 berada pada kisaran 3-3,5 persen. "Secara setahun masih ada di bawah 3,5 persen, sejalan dengan inflasi yang kita perkirakan 3-3,5 persen," ujarnya.

Baca: Inflasi Bisa di Bawah 3,5 Persen Tahun Depan dengan Catatan...

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2017 sebesar 0,2 persen, yang dipicu oleh kenaikan harga bahan pangan, seperti cabai merah, bawang merah, dan beras. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen.

Laju inflasi sepanjang 2017 ini masih berada di bawah asumsi yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 sebesar 4,3 persen. Sedangkan laju inflasi pada Desember 2016 tercatat 0,42 persen atau yang terendah sejak 2010 dalam periode yang sama.

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan salah satu penyebab inflasi komponen inti pada bulan ini adalah banyaknya komoditas yang ketika dikumpulkan memberikan andil 0,08 terhadap inflasi. “Penyebabnya banyak. Kalau kita lihat, mayoritas dari jumlah komoditas yang naik itu 361, ada yang stabil, dan ada yang turun 152,” ujarnya, awal Desember lalu.

BPS mencatat inflasi komponen inti secara akumulatif sepanjang tahun ini 2,82 persen (year-to-date) dan inflasi November 2017 terhadap November 2016 sebesar 3,05 persen (year-on-year). Ditilik dari komponennya, inflasi tertinggi terjadi pada barang yang harganya bergejolak (volatile food), disusul barang yang harganya diatur pemerintah (administered price). BPS mencatat inflasi volatile food dan administered price masing-masing 0,38 persen dan 0,21 persen.

Advertising
Advertising

ANTARA

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

34 menit lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

7 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

8 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

12 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya