Kemenko Maritim: Bali Tidak Seburuk yang Dibayangkan

Sabtu, 23 Desember 2017 19:44 WIB

Banyak Negara Terbitkan Travel Warning

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman atau Kementerian Kemaritiman meminta kepada negara-negara yang telah mengeluarkan travel warning (peringatan berkunjung atau berwisata) akibat erupsi Gunung Agung di Bali untuk merevisi peringatan tersebut. Selain itu, Kementerian Kemartiman juga meminta konsuler asing dan perwakilan dari tiap negara yang telah mengeluarkan travel warning supaya melaporkan kondisi yang sebenarnya kepada pemerintahnya masing-masing.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Arief Havas Oegroseno setelah mengundang perwakilan diplomatik dan konsuler asing ke Kantor Kementerian Maritim, Jumat, 22 Desember 2017. “Kami mengundang beberapa perwakilan dari kedutaan besar negara asing yang mayoritas menyumbang turis bagi kita terutama di Bali. Kami menyampaikan kepada mereka bahwa kondisi di Bali tidak seburuk yang dibayangkan,” kata Havas dalam kerangan tertulis yang diterima Tempo pada Sabtu, 23 Desember 2017.

Adapun negara-negara yang diundang adalah Inggris, China, Belgia, Jerman, Australia, Korea Selatan, Singapura, Swiss, Jepang, Bangladesh, Filipina, Belanda, Prancis, Qatar dan Maroko.

Sabtu siang, 23 Desember 2017 pukul 12.57 WIB, Gunung Agung kembali mengalami erupsi kecil dan sesaat. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP) yang dikutip dari pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tinggi erupsi mencapai 2500 meter dan tidak ada dampak besar yang ditimbulkan dari erupsi ini. Diperkirakan hanya terjadi hujan abu tipis di sekitar puncak Gunung Agung.

Laporan BNPB juga menyertakan informasi bahwa status awas dan berbahaya hanya berlaku pada radius 8 hingga 10 kilometer dari puncak Gunung Agung. Di luar radius tersebut, BNPB menyatakan bahwa wilayah Bali masih aman dan bisa berjalan normal.

Advertising
Advertising

Havas menuturkan bahwa dengan mencabut larangan tersebut Kemerian Kemaritiman berharap wisatawan bisa mengetahui langsung bagaimana aktivitas yang sebenarnya terkait erupsi Gunung Agung di Bali. Apalagi dua wilayah favorit bagi para wisatawan seperti Nusa Dua dan Denpasar jaraknya sangat jauh dari aktivitas Gunung Agung yakni sekitar 60 hingga 70 kilometer dari puncak gunung.

Havas menuturkan pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai simulasi dengan memperhitungkan dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam hal ini laporan PVMBG. Misalnya, pemerintah terus memonitor perkembangan arah angin terutama efek yang bisa ditimbulkan jika kembali terjadi erupsi yang besar.

Pemantauan arah angin tersebut, menurut Havas, terkait dengan kemungkinan ditutupnya jalur transporasi termasuk rute penerbangan jika arah angin dimungkinkan menganggu jadwal penerbangan di Bandara Gusti Ngurah Rai, Bali. “Analisa dari BMKG, arah angin pada 21 Desember 2017 hingga akhir Maret 2018 akan mengarah ke utara bukan ke selatan (letak Bandara Ngurah Rai),” ucap dia.

Berita terkait

Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

7 jam lalu

Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

Konservasi Indonesia (KI), Conservation International (CI), Kura-Kura Bali, dan MAPCLUB meresmikan program BIRU.

Baca Selengkapnya

Ada Nuansa Bali, Ini Makna Gaun Putri Marino di Cannes Film Festival 2024

7 jam lalu

Ada Nuansa Bali, Ini Makna Gaun Putri Marino di Cannes Film Festival 2024

Aktris Putri Marino tampil cerah dengan gaun merah menyala di Cannes Film Festival 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

8 jam lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrastruktur

13 jam lalu

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrastruktur

Walhi Bali menilai banyak pembangunan infrastruktur yang mendegradasi bahkan menghilangkan subak atau sistem irigasi tradisional khas Bali

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Limpahkan Berkas Bendesa Adat Bali ke Pengadilan, Tersangka Ditahan di Rutan Kerobokan

19 jam lalu

Kejati Bali Limpahkan Berkas Bendesa Adat Bali ke Pengadilan, Tersangka Ditahan di Rutan Kerobokan

Kejati belum menemukan adanya korban lain dalam kasus pemerasan oleh bendesa adat Berawa itu.

Baca Selengkapnya

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

21 jam lalu

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

Ditpolairud Polda Bali kini melakukan pengamanan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, kerahkan 2 kapal dan 3 helikopter.

Baca Selengkapnya

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

23 jam lalu

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

Pemerintah Bali bersama Panitia World Water Forum ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjalankan upacara Segara Kerthi.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 hari lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

1 hari lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Upacara Melukat Awali Rangkaian World Water Forum ke-10 Bali

1 hari lalu

Upacara Melukat Awali Rangkaian World Water Forum ke-10 Bali

World Water Forum ke-10 Bali pada 18-25 Mei 2024 berfokus pada empat hal.

Baca Selengkapnya