Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) mengikuti rapat tentang evaluasi Tingkat Komponen Dalam Negeri di Kantor Presiden, Jakarta, 1 Agustus 2017. Dalam arahannya, Presiden menyinggung tentang tingkat komponen dalam negeri (TKDN). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjongegoro mengatakan pemerintah harus dapat menjaga iklim investasi tahun depan. Bambang mengatakan hal ini perlu diperhatikan mengingat sentimen politik bertepatan dengan momentum pemilihan kepala daerah serentak 2018.
“(Harus) memastikan semua aturan itu menjaga semua kepentingan investor dan itu kami susun dari sekarang,” katanya seusai acara International Management Accounting Conference 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2017.
Bambang memaparkan, investasi biasanya akan cenderung menurun pada tahun-tahun politik. Pada pilkada serentak tahun depan, kata Bambang, situasi juga akan menarik karena sekaligus menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019.
Menurut Bambang, penurunan investasi ini terjadi lantaran pelaku pasar cenderung melakukan aksi wait and see. Kendati begitu, Bambang berpendapat aksi wait and see saat ini hingga tahun depan berbeda dengan tahun politik pada pilpres 2014 lalu.
“Kalau kita bisa menjaga rezim peraturan, harusnya mereka (pelaku pasar) punya keraguan yang lebih kecil,” ujarnya.
Selain itu, menurut kepala Bappenas, pemerintah perlu berupaya menjaga stabilitas politik demi menjaga iklim investasi. Jika investasi relatif terjaga plus konsumsi yang biasanya cenderung naik saat kampanye dan pemilu, dia meyakini pertumbuhan ekonomi akan terdorong.
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
2 hari lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.