Kepala Bappenas: Kenaikan Harga Komoditas Menguntungkan, Tapi...

Rabu, 6 Desember 2017 18:48 WIB

Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro berbicara dalam acara Kongres Diaspora Indonesia IV-Global Summit, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Agustus 2017. Alfan Hilmi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro optimistis dengan perkembangan harga komoditas Indonesia. Meski harga komoditas seperti batu bara, minyak, logal, dan kelapa sawit, terhitung fluktuatif, menurut dia, menunjukkan tren stabil atau naik.

“Yang harganya stabil atau naik ini akan baik untuk ekonomi kita, karena akan mendorong ekspor, dan kalau peningkatan ekspor juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi kita,” kata Bambang di acara International Management Accountant Conference (IMAC) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2017.

Baca: Bappenas Luncurkan Aplikasi Pemantau Rendah Karbon Online

Kendati begitu, Bambang mengatakan, idealnya Indonesia tidak terlalu bergantung pada sektor komoditas ini. Sebab, harga komoditas cenderung tinggi volatilitasnya sehingga dapat jatuh tiba-tiba dan membuat negara merugi.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dan tingkat inflasi pada level 3,5 persen tahun depan. Bambang mengatakan, faktor lain yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun depan yakni konsumsi.

Advertising
Advertising

Bambang berharap, harga komoditas terus membaik demi mendorong ekspor dan konsumsi masyarakat. “Kita harapkan kalau harga komoditas baik, ekspor meningkat, maka akan ada perbaikan konsumsi."

Menurut Bambang, sektor komoditas terutama masih akan terbantu dengan perbaikan harga batu bara dan sawit. “Saya melihat harga batu bara dan sawit masih akan membaik, paling tidak pada level yang menguntungkan buat pengusaha,” ujarnya.

Lebih jauh, Kepala Bappenas ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal terkendala oleh sentimen politik bertepatan dengan momen pemilihan kepala daerah serentak 2018. Pasalnya, sentimen politik akan membuat pelaku pasar bersikap wait and see sehingga menunda investasi. “Investasi menurun selama masa kampanye dan pertumbuhan investasi negatif. Semoga wait and see nanti berbeda dengan 2014."

Berita terkait

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

7 November 2023

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

NCCR kembali menyelenggarakan pemeringkatan Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT) 2023. Mantan Menristek Ungkap 3 Hal menuju Net Zero Emission.

Baca Selengkapnya

Harga Komoditas Naik di Sulawesi Selatan, dari Beras hingga Telur Ayam

27 September 2023

Harga Komoditas Naik di Sulawesi Selatan, dari Beras hingga Telur Ayam

Harga komoditas di Pasar Tradisional Kota Makassar melonjak naik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: 6 Bahaya Pinjol yang Harus Diwaspadai, Arvilla Delitriana Perancang Longspan LRT Jabodebek

8 Agustus 2023

Terpopuler: 6 Bahaya Pinjol yang Harus Diwaspadai, Arvilla Delitriana Perancang Longspan LRT Jabodebek

Akibat terjerat pinjaman online atau pinjol, mahasiswa UI Jurusan Sastra Rusia, Altafasalya Ardnika Basya alias AAB tega membunuh adik kelasnya.

Baca Selengkapnya

Deretan Bahan Pokok yang Alami Kenaikan Harga Jelang Idul Adha

12 Juni 2023

Deretan Bahan Pokok yang Alami Kenaikan Harga Jelang Idul Adha

Berdasarkan laporan perkembangan harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok awal Juni 2023 ini, disebutkan ada 4 yang naik menjelang Idul Adha.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

9 Maret 2023

Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

PwC Indonesia Investment Director Julian Smith menyatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan di 2023.

Baca Selengkapnya

Iming-iming Jokowi Rp 15 Miliar untuk Pemda yang Bisa Tekan Inflasi 2023

11 Februari 2023

Iming-iming Jokowi Rp 15 Miliar untuk Pemda yang Bisa Tekan Inflasi 2023

Presiden Jokowiakan berikan insentif hingga Rp 15 miliar kepada pemerintah daerah yang berhasil menjaga tingkat inflasi. Ini penyebab inflasi.

Baca Selengkapnya

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

8 Februari 2023

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa membuka penyebab rendahnya penurunan angka kemiskinan di tengah pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Harga Komoditas, Airlangga: Masih Landai Relatif Tinggi

6 Februari 2023

BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Harga Komoditas, Airlangga: Masih Landai Relatif Tinggi

Menteri Airlangga menanggapi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 yang masih ditopang oleh harga komoditas.

Baca Selengkapnya

BPS Ingatkan soal Stok dan Distribusi Pangan untuk Kendalikan Inflasi

1 Februari 2023

BPS Ingatkan soal Stok dan Distribusi Pangan untuk Kendalikan Inflasi

Kepala BPS Margo Yuwono mengingatkan para pemangku kepentingan untuk memperhatikan stok dan distribusi pangan untuk mengendalikan inflasi.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

14 Januari 2023

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

Harga emas menguat tajam mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, didorong ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

Baca Selengkapnya