Gerbang Pembayaran Nasional Diluncurkan, Ini Harapan Agus Marto

Senin, 4 Desember 2017 15:16 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (Agus Marto) menyampaikan sederet harapannya saat meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Program ini akhirnya terwujud sejak digagas lebih dari 20 tahun lalu dalam Cetak Biru Sistem Pembayaran Nasional Tahun 1995/1996.

Agus Marto berharap kehadiran GPN bisa mendorong interkoneksi dan interoperabilitas sistem pembayaran di Indonesia. Terutama di era digital seperti saat ini yang mendorong pertumbuhan retail elektronik semakin marak.

Baca: Agus Marto: Bunga Kredit Turun Lebih Lambat ketimbang Deposito

Setiap menit, kata Agus Marto, terjadi lebih dari 10 ribu transaksi, baik dari ATM, kartu debit, maupun kartu kredit, di Indonesia. "Indonesia sebagai negara dengan populasi begitu besar dan jangkauan geografis yang begitu luas sudah semestinya memiliki sistem pembayaran nasional yang aman, lancar, efisien, dan andal," katanya dalam acara peluncuran GPN di kantornya, Jakarta, Senin, 4 Desember 2017.

Interkoneksi dan interoperabilitas dari GPN diharapkan bisa membuat transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat lebih efisien. Pasalnya, di tengah kebutuhan transaksi yang pesat, masih terdapat fragmentasi, inefisiensi, dan risiko keamanan yang dihadapi konsumen.

Agus Marto menuturkan fragmentasi muncul karena kecenderungan industri membangun platform sistem pembayaran yang sifatnya eksklusif. Industri hanya melayani instrumen yang diterbitkannya sendiri.

Platform yang ada pun belum terhubung satu sama lain. Dampaknya, ekosistem layanan yang dapat saling melayani (interoperabel) belum tercipta. "Ilustrasi paling sederhana yang sering kita jumpai adalah banyaknya deretan mesin ATM di mal dan berjejernya mesin EDC di kasir supermarket," tuturnya.

Dia juga mencatat kemampuan penyelenggara switching dan proses transaksi domestik yang masih terbatas hanya pada layanan ATM. Layanan lain, seperti transaksi kartu debit lintas penerbit dan acquirer (off-us) dari kartu yang diterbitkan di Indonesia, dipegang orang Indonesia, dan digunakan untuk membeli barang atau jasa di Indonesia, hingga saat ini masih harus diproses transaksinya ke luar negeri.

Dengan GPN, kendala transaksi pembayaran tersebut bisa teratasi. Agus Marto menuturkan program ini diikuti empat bank Buku IV. Mereka adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya