Gunung Agung Erupsi, PU Siapkan Fasilitas Darurat dan Alat Berat
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 29 November 2017 15:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyediakan sejumlah sarana dan prasarana darurat bagi masyarakat yang mengungsi pasca-erupsi Gunung Agung, Bali. Pemerintah menyediakan hunian sementara, pembuatan sanitasi sementara, truk sampah, sumur bor, hidran umum, serta mobil tangki air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
"Sebagai antisipasi peningkatan jumlah pengungsi, Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR terus mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana dan mengatur kembali pemanfaatannya di semua titik," demikian seperti dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi PUPR, Rabu, 29 November 2017.
Baca: Erupsi Gunung Agung, Garuda Indonesia Batalkan 88 Penerbangan
Kementerian menempatkan berbagai fasilitas darurat di sejumlah titik pengungsian utama, seperti Gelanggang Olahraga Sueca Pura, Lapangan Ulakan, Pasar Seni Manggis, Les Buleleng, dan Lapangan Tembak Paksebali. Fasilitas yang disediakan antara lain Hidran Umum, WC knockdown, tenda hunian darurat, hingga toilet permanen dan semi permanen. Dari sembilan sumur bor yang disiapkan, tujuh di antaranya yang sudah dimanfaatkan.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII PUPR juga menyiagakan alat berat berupa 3 unit ekskavator, 3 unit loader, 7 unit dump truck, 2 unit crane, 3 unit grader, 6 unit chainsaw, serta 1 unit genset.
Untuk mengantisipasi jembatan yang tidak berfungsi, disiapkan juga berbagai perlengkapan konstruksi, seperti bailey sepanjang 250 meter, 8250 unit bronjong, 250 buah armco, 228 batang sheet pile box culvert ukuran 1 x 1 meter, dan 4 set alat komunikasi.
Kementerian pun menyelesaikan pengerukan Sungai Tukad Unda dan Tukad Pati yang menjadi jalur pengaliran banjir lahar dingin. Debit aliran sungai juga dipantau melalui sistem peringatan dini menggunakan alat telemetri.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan sudah ada 40 ribu pengungsi yang mengisi 217 titik pengungsian pasca-erupsi Gunung Agung. Saat melakukan video conference dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya kemarin, Pastika meminta dukungan untuk menangani pengungsi yang jumlahnya bertambah. "Potensi jumlah pengungsi dari 22 desa (terdampak) jumlahnya kira-kira 70 ribu, kami akan terus tunggu," ujarnya.