Tingkatkan Pendidikan Vokasi, Indonesia Contek Thailand

Senin, 27 November 2017 17:07 WIB

Menaker di acara simposium "Pendidikan Vokasi (kejuruan), Sistem Ganda yang Berorientasi pada Praktik Peluang bagi Indonesia" di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mempunyai strategi untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Airlangga mengatakan pihaknya akan mencontek kebijakan yang sudah diterapkan Thailand.

Airlangga menuturkan Thailand memiliki kebijakan yang agresif dalam mengembangkan pendidikan vokasi. Dia mengatakan Thailand memberikan insentif pajak sebesar 200 persen bagi perusahaan yang mau berinvestasi untuk mengembangkan pendidikan vokasi.

“Vokasi ini kalau mengandalkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) akan sangat terbatas maka kami contek kebijakan Thailand saja,” kata dia di Jakarta, Senin, 27 November 2017.

Simak: Indonesia Belajar Pelatihan Vokasi dari Singapura

Airlangga mencontohkan dengan kebijakan tersebut bila ada perusahaan yang ingin berinvestasi dalam pendidikan vokasi sebesar Rp 500 juta, maka akan diberi insentif pajak sebesar Rp 1 miliar.

Advertising
Advertising

Airlangga mengatakan rencana kebijakan tersebut sudah ia beri tahu ke Presiden Joko Widodo dan akan diajukan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Saya akan ajukan ke Menkeu dan sudah lapor presiden bahwa ini satu-satunya cara mempercepat pertumbuhan industri," kata dia. Airlangga berharap aturan ini dapat disetujui awal 2018.

Sama dengan Thailand, Airlangga berencana akan memberikan pemotongan pajak hingga 200 persen bagi perusahaan yang berinvestasi pada pendidikan vokasi.

Tak hanya soal pengembangan vokasi, Airlangga juga mengajukan keringanan pajak untuk perusahaan yang berinvestasi di bidang inovasi, dan industri padat karya berorientasi ekspor. Untuk perusahaan yang berinvestasi untuk inovasi Arilangga akan meberikan pemotongan pajak hingga 300 persen.

Dia menilai potongan pajak inovasi sangat penting terutama untuk industri farmasi yang banyak melakukan inovasi. Dia berharap lewat potongan pajak ini, inovasi oleh perusahaan dapat diterapkan di dalam negeri. "Sehingga tidak dibawa ke luar negeri" kata dia.

Untuk industri padat karya berorientasi ekspor, Airlangga berencana akan memberi potongan pajak berdasarkan jumlah tenaga kerja. Dia mencontohkan untuk perusahaan yang mempekerjakan seribu orang potongan pajaknya akan berbeda dari perusahaan yang mempekerjakan lima ribu orang.

"Itu tiga sektor yang perlu dipacu untuk penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas pekerja," kata dia.

Airlangga mengklaim kebijakan ini akan mendapatkan dukungan dari perusahaan. Airlangga memberi bukti bahwa tiga perusahaan multinasional sudah tertarik dengan investasi di bidang pendidikan vokasi.

“Kemarin ada perusahaan Kohler dari Amerika yang mau investasi di Cikarang. Yang pertama mereka katakan adalah mereka akan bangun dan mendukung vokasi,” kata dia.

Airlangga mengatakan perusahaan asal Korea Selatan, Samsung juga akan membangung Samsung Institut. Ihwal pendidikan vokasi, kata dia, Samsung akan menggandeng 22 Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Timur. “Lalu di palembang kemarin Coca-Cola juga menyatakan akan bikin 5 SMK,” kata dia.

AJI NUGROHO

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

19 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

23 jam lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya