Kemenhub Kumpulkan Operator dan Pengusaha Bahas Tol Laut

Selasa, 21 November 2017 15:10 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau keberangkatan kapal tol laut logistik nusantara rute Jakarta-Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, 25 Oktober 2016. TEMPO/Odelia

TEMPO.CO, Surabaya – Memasuki tahun ketiga Program Tol Laut, Kementerian Perhubungan mengajak dialog para pemangku kepentingan dalam Rapat Pembahasan Tol Laut di Surabaya, hari ini. Pertemuan dihadiri operator kapal pelat merah, PT Pelayaran Nasional (Persero), operator kapal swasta, pejabat pemerintah daerah yang disinggahi Tol Laut, hingga pengusaha ekspedisi.

Pertemuan diawali dengan sesi pengarahan etika dan wawasan kebangsaan pada penyelenggaraan Tol Laut oleh Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Antar Lembaga, Buyung Lalana. Berikutnya, para tamu berdiskusi mengenai perkembangan terkini Tol Laut, termasuk indikasi monopoli trayek yang dikeluhkan para pengusaha.

“Dugaan monopoli itu harus dibuktikan melalui suatu evaluasi,” ujar Buyung saat ditemui usai pertemuan di Hotel Garden Palace Surabaya, Senin, 20 November 2017. Sebelumnya, perbincangan mengenai monopoli ini dilontarkan pula oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat, 10 November 2017 silam.

Simak: 2018, Kemenhub Tambah 2 Rute Baru Tol Laut

Buyung menegaskan, Tol Laut bertujuan agar harga di daerah tak jauh berbeda dengan di Jawa, terutama bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia.Dengan begitu, angka kemiskinan akan berkurang. “Tol Laut itu bukan untuk monopoli maupun mencari keuntungan yang besar. Saya harap kalau (monopoli) itu memang ada, kita harus bercermin diri kalau itu keliru,” tutur dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dugaan adanya monopoli itu muncul akibat keluhan pengusaha yang ingin menggunakan jasa angkutan Tol Laut. Namun meski sudah memesan sejak jauh-jauh hari, barang mereka tetap tak bisa diangkut lantaran ada yang memonopoli jatah mereka. “Padahal memang ada pembagian komposisi ruang di kapal Tol Laut, 60 persen untuk BUMN melalui Rumah Kita, sedangkan 40 persen untuk swasta. Sehingga mereka (pengusaha) berkesimpulan itu ada monopoli,” ucap Buyung.

Maka, Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Laut itu juga mengajak diskusi operator, pemerintah daerah, dan pengusaha agar menemukan solusi terbaik. Para operator kapal akan diminta membeberkan data siapa saja pengirim barang, jenis muatan, tujuan barang, siapa penerima barang, hingga bagaimana pemasaran setiba di daerah tujuan demi transparansi informasi. “Makanya nanti kami buat sistemnya online, sehingga bisa transparan dan ditelusuri nanti,” kata dia.

Sementara itu, VP Pemasaran Kapal Tol Laut dan Ternak PT Pelni Didik Dwi Prasetio mengklaim tak ada upaya monopoli di program Tol Laut. Sebab, pemerintah pusat telah mengatur trayek dan tarif, sampai pembagian ruang (space) di dalam kapal. “Pembagian ini sementara diserahkan sementara kepada shipping line, namun berdasarkan instruksi Pak Menteri Budi Karya, 60 persen diutamakan untuk barang-barang Rumah Kita Kementerian BUMN. Misalnya Pertamina mengisi LPG, RNI dengan gula dan tepung, Bulog dengan beras, Semen Indonesia dengan semen, dan lain-lain,” jelasnya.

Sisanya, kata Didik, pengusaha swasta juga mengisi kapal Tol Laut dengan komoditi sembako. “Jadi untuk pembagian, kami berusaha untuk adil karena permintaan sangat banyak. Nggak ada yang monopoli.”

Pengusaha ekspedisi asal Surabaya, Benny Aryo, menyebut tudingan monopoli oleh sejumlah pengusaha itu tidak tepat. Sebab, monopoli artinya penguasaan hanya dilakukan oleh satu pihak. Padahal, masih ada ruang bagi swasta asalkan taat administrasi dan peraturan.

Benny menilai, pengusaha yang mengeluhkan adanya monopoli ialah pengusaha yang baru pertama kali akan menggunakan jasa angkutan Tol Laut. “Mereka adalah yang akhir-akhir ini terbentur tarif angkutan swasta yang naiknya sampai Rp 10 juta atau Rp17 juta dalam 4 bulan terakhir. Memang sekarang lagi peak season, menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujar dia.

Ia mengimbau agar pihak swasta yang ingin berpartisipasi dalam program Tol Laut memiliki sudut pandang yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat. “Jangan lupa, apa yang berlaku di operator kapal swasta tidak bisa berlaku di Tol Laut. Di kapal swasta, mereka bisa menuntut semua hal. Di Tol Laut, nggak bisa. Itu yang masih belum dipahami.”


ARTIKA RACHMI FARMITA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

1 hari lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

2 hari lalu

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

Proyek peningkatan dan pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

2 hari lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

2 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

2 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

5 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

5 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

5 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

8 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya