Kemenperin Yakin Ekspor Mebel Tembus USD 2 Miliar di Tahun Ini

Selasa, 21 November 2017 07:39 WIB

Juri menilai desain kursi karya finalis Kompetisi Desain Mebel Rotan di Bandung, 4 Oktober 2016. Potensi pengembangan dan perdagangan furnitur rotan untuk pasar ekspor dan dalam negeri masih sangat terbuka. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, SOLO – Kementerian Perindustrian optimistis target ekspor mebel sebesar US$2 miliar tahun ini bisa tercapai mengingat permintaan terhadap produk itu cukup tinggi.

Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Gati Wibawaningsih mengatakan pemerintah akan habis-habisan untuk membantu industri kecil, termasuk mebel untuk mampu bersaing di pasar dunia.

Ekspor mebel pada tahun 2015 mencapai US$1,21 milliar, tetapi pada tahun berikutnya mengalami penurunan menjadi US$1,04 milliar USD. Penurunan tersebut dikarenakan permintaan pasar global yang menurun.

Tahun ini, katanya, ekspor mebel ditargetkan mencapai US$2 miliar dan tahun berikutnya naik lagi menjadi US$2,5 miliar.

“Makanya usaha kecil dan menengah ini akan kami support habis-habisan. Peluang cukup besar bagi mebel untuk menjadi pemimpin pasar global,” katanya di sela-sela Launching Omah Mebel dan Kerajinan dengan tema Kimkas (Kerajinan Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya) Sebagai Gerbang Memenangkan Persaingan Global, Senin 20 November 2017.

Advertising
Advertising

Simak: Di Yogya, Ekspor Garmen Turun, Ekspor Mebel Naik

Berdasarkan data yang ada di Kementerian Perindustrian, katanya, pada tahun 2015 terdapat 139.544 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 436.764 orang dengan nilai investasi Rp5,8 triliun.

Indonesia saat ini menempati posisi kelima dalam ekspor mebel dan kerajinan dan masih tertinggal dari Vietnam, Malaysia dan Singapura. Hal ini terjadi karena permasalahan yaitu ketersediaan pasokan bahan baku, overlappingregulasi, jumlah craftmen yang semakin berkurang, dan juga promosi produk.

Pemerintah, katanya tengah membuat langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Terkaitbahan baku, katanya, pihak Perhutani siap membantu untuk mempermudah mendapatkan bahan baku, khususnya terkait Sistem Verifikasi dan legalitas kayu (SVLK).

“Jadi nanti kalau suda lewat Perhutani, tidak perlu lagi ada sertifikat SVLK. Perhutani juga siap membantu produsen untuk mempermudah SVLK,” katanya.

Menurut Gati, kemampuan Indonesia dalam memproduksi mebel dan kerajinan sudah tersohor di mata dunia, sehingga aspek pemilihan bahan baku dan desain produk menjadi salah satu keunggulan Indonesia.

Salah satunya desain ukir yang dibuat oleh perajin lokal yang sesuai dengan budaya Indonesia. Namun tidak hanya aspek produksi dan kualitas produk yang mempengaruhi nilai ekspor produk, tetapi juga bagaimana aspek promosi yang dilakukan dalam memperkenalkan produk mebel Indonesia ke mata dunia.

“IKM Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi market leader dalam ekspor kayu dan rotan, masalahnya adalah bagaimana para pelaku IKM Indonesia mampu menjaring pembeli global. Penetrasi pasar global dan domestik ini harus dilaksanakan secara integrated dan kontinyu baik melalui offlinemaupun Online,” katanya.

Gati mengatakan untuk meningkatkan promosi online, Kementerian Perindustrian telah meluncurkan program “E-Smart IKM” yang dapat diakses konsumen melalui marketplace atau toko online. Targetnya memang untuk pasar dalam negeri.

Kendala penjualan mebel di pasar nasional, katanya, adalah pengiriman mengingat mebel biasanya ukurannya cukup besar.

“Kami sudah ajak PT Pos Indonesia untuk menangani logistik mebel ini.”

Saat ini, terdapat 1.625 perajin yang tergabung dalam eSmart IKM, tetapi baru sekitar 20 persen dari perajin itu yang barangnya sudah laku lewat Online

BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

8 jam lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

11 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

12 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

14 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

15 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya