Revrisond :UU Keuangan Negara dan RUU BUMN Pesanan Asing

Reporter

Editor

Kamis, 14 Agustus 2003 17:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Saking kuatnya, sampai-sampai produk UU (Undang-undang) pun disusupi kekuatan para pemodal asing itu. Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi UGM, Revrisond Baswier MA prihatin dengan makin kuatnya cengkeraman pemodal asing terhadap pemerintahan Megawati. Sony, demikian ia biasa dipanggil, memberi 2 contoh UU yang syarat dengan titipan pemilik modal asing. Pertama, RUU Keuangan Negara (RUU KN) yang diloloskan DPR pada 6 Februari lalu. Tanpa alas an yang jelas, menurut Sony, UU yang dimaksud mestinya bertujuan untuk meletakkan aturan dasar pengelolaan keuangan negara itu. Namun, karena titipan pemodal asing, UU itu merasa perlu untuk menyisipkan satu pasal khusus yang sungguh aneh. Yakni, memberi kewenangan kepada menteri keuangan untuk menjual atau memprivatisasi BUMN. " Ini sangat janggal karena sebuah perundang-undangan mengatur kewenangan khusus itu. Pasti ada kepentingan pemilik modal asing di dalamnya," kata Sony dalam Seminar Nasional Peranan Bank Dunia Terhadap Perekonomian Indonesia di Kampus STIESIA (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, Selasa (15/4). Sayang, Sony tidak mau menjelaskan siapa pemodal asing itu. Yang jelas katanya, titipan dari lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) kental dalam hal ini. Contoh kedua, kata Sony, adalah RUU BUMN. Dalam RUU yang saat ini sedang dibahas secara maraton oleh Kementrian Negara BUMN dan Panitia Khusus (Pansus) Penyusunan RUU BUMN di Komisi V DPR itu, juga diselipi pasal yang sarat kepentingan pemilik modal asing. Yakni, pasal tentang privatisasi. Bunyinya, dalam kondisi tertentu, pemerintah bolah memprivatisasi BUMN. Dan pemerintah daerah boleh menjual BUMD. Menurut Sony, masih banyak permisalan yang menunjukkan makin menancapnya kekuatan medal asing di Indonesia. Di antaranya, divestasi BCA, Indosat, Semen Gresik, Telkomsel dan sebagainya. Menurutnya pemerintah menjadi sangat tergantung, bahkan didikte oleh pemilik modal. "Mending kalau pemilik modal itu dari dalam negeri. Ini asing semua. Jadi, kita menuju ke neolebirelisme, dan bahkan penjajahan baru," tegasnya. (Sunudyantoro)

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

9 menit lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

12 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

19 menit lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

26 menit lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

26 menit lalu

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

Pembangunan Masjid Albarkah di Cakung, Jakarta Timur mangkrak setelah uang pembangunan diduga dibawa kabur kontraktor.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

28 menit lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

29 menit lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

30 menit lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

31 menit lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

33 menit lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya