Go-Pay Jadi Uang Elektronik, Nadiem Makarim: Bukan Ikuti Alibaba
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 16 November 2017 14:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengatakan langkahnya memisahkan Go-Pay dari sistem Go-Jek bukan karena membuntuti kesuksesan uang elektronik Alibaba, Alipay, yang berhasil masuk ke beberapa negara. "Kita bukan mengikuti trajectory perusahaan lain. Sejak kapan Go-Jek pernah mengikuti perusahaan lain?" ujarnya di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu malam, 15 Oktober 2017.
Alipay, yang diluncurkan pada 2004, kini merupakan salah satu moda pembayaran berbasis telepon seluler terbesar di dunia. Dilansir dari Financial Times, pada kuartal keempat 2016, Alipay menguasai 54 persen dari total transaksi berbasis ponsel di Cina sebesar US$ 5,5 triliun. Adapun pembayarannya dilakukan dengan metode scan and pay.
Baca: Bos Go-Jek Kembangkan Go-Pay Jadi Uang Elektronik Tahun Depan
Menurut Nadiem, bentukan model Go-Pay setelah melepas diri akan orisinal dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. "Kami mengikuti kebutuhan customer," katanya. "Kami punya, opini, negara, dan market sendiri."
Nadiem menyebutkan sistem pembayaran yang diusungnya itu bakal siap berdiri sendiri lantaran telah dikembangkan dalam waktu 1,5 tahun terakhir. Dengan berkembangnya platform pembayaran itu, ia yakin akan memberikan akses finansial yang lebih merata kepada masyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih mudah menjangkau e-commerce ataupun layanan berbasis digital lain.
Sebelumnya, Nadiem mengatakan Go-Pay akan bisa digunakan terpisah dari sistem Go-Jek pada tahun depan. Go-Pay ditargetkan tak hanya untuk membayar Go-Jek, tapi juga membeli barang dan jasa layaknya uang elektronik di merchant yang tersedia, baik online maupun offline.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan Go-Jek akan fokus mengembangkan Go-Pay pada 2018. Dia menuturkan, dari segi perizinan, Go-Pay sudah memiliki izin e-money dari Bank Indonesia.
Sedangkan tantangan dari penerapan Go-Pay, menurut Nadiem, adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat. Menurut dia, masyarakat masih belum sepenuhnya percaya dengan uang elektronik.
Selain itu, kata Nadiem, tantangan lain dalam penerapan Go-Pay adalah aksesibilitas. Ia berujar pembayaran melalui Go-Pay harus bisa diterima di berbagai macam merchant.
Nadiem mengklaim penggunaan Go-Pay lebih aman ketimbang uang tunai. Sebab, dengan menggunakan Go-Pay, orang tidak harus repot membawa dompet dan hanya perlu membawa ponsel pintar. Selain itu, jika ponsel hilang, Go-Pay tidak bisa digunakan sembarang orang karena dilindungi dengan pin khusus.
ALFAN HILMI