TEMPO.CO, Jakarta - CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan Go-Pay bisa digunakan terpisah dari sistem Go-Jek pada tahun depan. Go-Pay ditargetkan tak hanya untuk membayar Go-Jek, tapi juga juga membeli barang dan jasa layaknya uang elektronik di merchant yang tersedia.
“Nanti Go-Pay bisa digunakan di aplikasi lain, di website lain, dan juga di toko offline,” katanya di Plaza Sentral, Jakarta Selatan, Rabu, 15 November 2017.
Nadiem mengatakan Go-Jek akan berfokus pada pengembangan Go-Pay pada 2018. Dia menuturkan, dari segi perizinan, Go-Pay sudah memiliki izin e-money dari Bank Indonesia. "Tahun 2018 akan menjadi tahunnya Go-Pay," ujarnya.
Nadiem mengatakan tantangan dari penerapan Go-Pay adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat. Menurutnya, masyarakat masih belum sepenuhnya percaya dengan uang elektronik.
Selain itu, tantangan lain dalam penerapan Go-Pay, kata dia, adalah aksesibilitas. Ia berujar pembayaran melalui Go-Pay harus bisa diterima di berbagai macam merchant.
“Sekarang makanan sudah bisa lewat Go-Pay, pulsa sudah. Nanti penggunaan lainnya akan kami lengkapi dan bisa diterima di tempat lain,” ucapnya.
Menurut Nadiem, nanti Go-Pay akan diperlakukan sama layaknya uang elektronik, sehingga orang dapat membeli barang di toko konvensional dengan Go-Pay.
Nadiem mengklaim penggunaan Go-Pay lebih aman ketimbang tunai. Menurutnya, dengan menggunakan Go-Pay, orang tidak harus repot membawa dompet dan hanya perlu membawa telepon seluler pintar. Selain itu, jika ponselnya hilang, Go-Pay tidak bisa digunakan sembarang orang karena dilindungi dengan pin khusus.