TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan pergerakan indeks yang diperkirakan melemah, analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memperkirakan kurs rupiah berpotensi menguat. Ia menilai mulai adanya kenaikan harus kembali diuji ketahanannya, seiring masih adanya peluang bagi dolar Amerika Serikat untuk kembali menguat jika diasumikan rilis beberapa data ekonominya dapat dirilis positif.

"Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support 13.554 dan resisten 13.528," kata Reza Priyambada, Kamis, 16 November 2017.

Baca: BI: Pelemahan Rupiah Karena Faktor Eksternal dan Sementara

Menurut Reza, dari dalam negeri belum terlalu banyak sentimen yang dapat mengkonfirmasi penuh akan peluang kenaikan tersebut. Ia berharap kenaikan yang terjadi dapat bertahan sehingga rupiah dapat bergerak positif nantinya. "Tetap waspada terhadap berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi penguatan rupiah."

Situs resmi Bank Indonesia tercatat kurs tengah rupiah terhadap dolar AS Rp 13.539 pada Rabu, 15 November 2017. Reza melihat laju rupiah mampu bergerak positif di atas perkiraan sebelumnya, seiring berbalik melemahnya laju dolar AS.

Menurut Reza, rupiah mampu mengambil kesempatan tersebut setelah yen Jepang menguat dan menekan sejumlah mata uang, termasuk dolar Australia dan dolar AS.

"Pergerakan dolar Australia melemah setelah indeks penggajian hanya naik 0,5 persen QoQ dan 2 persen YoY di bawah estimasi RBA(dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan)," kata Reza.

Sementara dolar menantikan data inflasi konsumsi sehingga pergerakannya cenderung tertahan.