Bappenas : Daya Beli Tidak Menurun
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 13 November 2017 21:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan daya beli masyarakat tidak menurun. Konsumsi tetap tumbuh meski melambat.
Bambang mengatakan konsumsi rumah tangga di kuartal III 2017 masih tumbuh 4,93 persen. Angkanya menurun baik secara kurtalan maupun tahunan. Konsumsi rumah tangga kuartal II 2017 tumbuh 4,95 persen dan kuartal III 2016 sebesar 5,01 persen. Pertumbuhan konsumsi juga masih berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi 5,06 persen yaitu 2,65 persen.
"Perlambatan ini salah satunya disebabkan pergeseran waktu Idul Fitri," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 13 November 2017. Tahun lalu, lebaran jatuh pada kuartal II sementara tahun ini jatuh di kuartal III.
Simak: Bappenas: Indonesia Bisa Jadi Negara Maju di 2045
Dari sisi pengeluaran masyarakat pun tak ada indikasi penurunan daya beli. Pertumbuhan pengeluaran masyarakat kelas atas masih meningkat. Sementara pengeluaran masyarakat kelas menengah masih tetap meski melambat.
Bambang mengatakan perlambatan pertumbuhan konsumsi juga dipicu perubahan pola konsumsi barang ke jasa. Indikatornya adalah tingginya pertumbuhan komponen makanan dan minuman selain restoran, kesehatan dan pendidikan, transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel.
Keempat komponen itu masing-masing tumbuh 5,04 persen, 5,38 persen, 5,86 persen, dan 5,52 persen. Sementara komponen barang seperti pakaian hanya tumbuh 2 persen, perumahan dan perlengkapan rumah tangga 4,1 persen, dan lainnya 2,17 persen.
Bambang menuturkan, perubahan pola konsumsi ini mengindikasikan meningkatnya kelas menengah di Indonesia. "Kalau statusnya membaik, porsi konsumsi jasa biasanya meningkat sementara konsumsi barang sedikit menurun," ujarnya.
Perubahan pola konsumsi disebabkan perubahan lokasi belanja. Bambang menuturkan masyarakat saat ini lebih memilih belanja di minimarket ketimbang supermarket atau hypermarket karena alasan akses. Hal ini ditunjukkan pertumbuhan minimarket yang mencapai 14,4 persen di 2016 sementara supermarket turun 0,9 persen dan hypermarket turun 2,2 persen.
Selain memilih lokasi yang lebih dekat, masyarakat juga cenderung berbelanja online lewat e-commerce. Kepala Bappenas ini menuturkan e-commerce tumbuh pesat meski masih kecil. Berdasarkan data IDEA, ada 24,74 juta orang yang berbelanja online. Penetrasinya mencapai 9 persen. Nilai pasar e-commerce di 2016 tercatat sebesar US$ 5,6 juta dan rata-rata pendapatan tahunan e-commerce per 2016 sebesar US$ 228.
VINDRY FLORENTIN