ICAEW : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan

Reporter

Tempo.co

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 24 Oktober 2017 12:00 WIB

Anggota ICAEW saat kunjungannya ke kantor TEMPO, Jakarta, 23 Oktober 2017. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menyatakan sampai dengan kuartal ke II pertumbuhan economi Indonesia masih stagnan pada 5,1%. Menurut laporan Economi Insight: South-East Asia oleh ICAEW, terlepas dari pelonggaran kebijakan moneter, ekonomi Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang lamban.

“Untuk mendorong pertumbuhan hingga 6% sangat dibutuhkan kondisi politik dan permintaan domestik yang meningkat dari sebelumnya. Selain itu pertumbuhan tahun 2018, yang menargetkan defisit anggaran abisius 2,2% dari PDB sepertinya akan menimbulkan sejumlah resiko.” kata Priyankan Kishore, ICAEW Economic Advisor & Oxford Economic Lead Economist dalam keterangan yang diterima Tempo, Senin 23 Oktober 2017.

Pertumbuhan utama ekonomi saat ini ditopang 2,75 poin persen dari konsumsi rumah tangga, dengan pertumbuhan stabil 5% dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang 0,6 poin persen dari netto ekspor yang menurun dan belanja konsumen yang menyusutan 1,9% konsumsi pemerintah dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan yang stagnan dan melambat juga diakibatkan oleh perdagangan dunia yang menurun dan pertumbuhan impor. Hal tersebut berpengaruh pada prospek PDB yang melambat, signifikan terhadap konsumsi dan impor barang modal dibanding impor bahan baku.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Bank Indonesia, diantaranya adalah dengan pemotongan suku bunga berturut-turut. Salah satunya adalah pemberlakuan 7-Day Reverse Repo Rate pada bulan September, yang menurunkan suku bunga 4,75% menjadi 4,25%. Namun, hasil Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tetap sama pada kuartal sebelumnya.

Advertising
Advertising

Menurut BI, adanya ruang pelonggaran kebijakkan moneter disebabkan oleh inflasi rendah, defisit transaksi rendah, dan pengurangan resiko ekternal. BI akan tetap memantau adanya resiko ekternal dan stabilitas mata uang, meskipun adanya kemungkinan adanya kelonggaran lebih lanjut akan tetap ada.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia harusnya dapat digenjot melalui investasi asing yang sudah melonjak hingga 5,4% pada kuartal ke II. Diharapkan melalui berbagai kebijakan ekonomi, mampu memulihkan kepercayaan investor pada indonesia, dimana sempat melamah pada tahun 2015.

Deny Poerhadiyanto, Head of Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) mengatakan pentingnya Indonesia memiliki Undang-Undang Pelaporan Keuangan. Menurut dia, undang-undang ini bisa menjadi dasar para akuntan bekerja.

Sehingga, dengan pelaporan keuangan yang baik maka di antaranya akan mampu melihat angka pertumbuhan ekonomo nasional dengan lebih akurat. "Publikasi tentang laporan keuangan perusahan hanya berlaku untuk perusahaan go public dan Badan Usaha Milik Negara saja, belum menyentuh ke yang lain,” kata Deny ketika berkunjung ke kantor Tempo, Senin, 23 Oktober 2017.

Menurut Deny, Undang-Undang Pelaporan Keuangan menjadi dasar laporan keuangan untuk semua lini. "Karena tak semua laporan keuangan tersaji dengan baik, berpotensi juga terhadap angka pertumbuhan ekonomi, yang tak tercatat dengan baik," katanya.

HARMANI

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

4 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

9 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya