Resmi Beroperasi, KEK Mandalika Bakal Serap Investasi Rp 26 T

Jumat, 20 Oktober 2017 18:01 WIB

Panorama deretan perbukitan KEK Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 30 April 2017. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat bertandang ke Pulau Lombok. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta – Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat resmi beroperasi pada Jumat 20 Oktober 2017. Peresmian ini dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo dan didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution selaku Ketua Dewan Nasional KEK dan Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer dan pejabat pimpinan daerah.

Rini mengatakan pengembangan KEK diarahkan untuk memberikan kontribusi optimal dalam pencapaian agenda prioritas yang tertuang dalam Nawacita. Dia berharap kehadiran KEK Mandalika dapat membangun kemampuan dan daya saing ekonomi melalui industri-industri yang menciptakan nilai tambah (value added) dan mendorong daya saing ekonomi masyarakat NTB di pasar domestik dan internasional.

“Saya ucapkan selamat atas beroperasinya KEK Mandalika NTB. Tentunya kehadiran KEK ini bisa membawa dampak bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan di wilayah Nusa Tenggara umumnya, “ kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Oktober 2017.

Simak: Di KEK Mandalika Akan Dibangun Sirkuit Moto GP

Lebih lanjut Rini berharap, beroperasinya KEK Mandalika nantinya juga akan diikuti dengan KEK lainnya yang telah ditetapkan pemerintah. Hingga Oktober 2017 tercatat sudah ada empat KEK yang beroperasi yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu dan KEK Mandalika.

KEK Mandalika ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014. Dengan terpenuhinya kriteria kesiapan beroperasi, maka Dewan Nasional memutuskan bahwa KEK Mandalika dinyatakan resmi beroperasi dan siap untuk menerima dan melayani investor. Pengembangan KEK Mandalika sendiri diprioritaskan untuk kegiatan industri Pariwisata dengan pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik wisata yang selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat.

Advertising
Advertising

KEK Mandalika dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di atas lahan seluas 1.175 Ha. Pengembangan kawasan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp 28,63 triliun hingga 2025 dan mempekerjakan 58.700 sumber daya manusia. Adapun total investasi pembangunan kawasan di KEK Mandalika diproyeksi menelan dana sebesar Rp 2,2 triliun.

Enam KEK lainnya yaitu KEK Bitung, Maloy Batuta, Tanjung Api-api, Tanjung Kelayang, Morotai dan Sorong masih dalam proses pembangunan. Untuk bisa beroperasi, setiap KEK harus memenuhi tiga kriteria kesiapan yaitu lahan dan infrastruktur kawasan, kelembagaan serta sumber daya manusia dan perangkat pengendalian administrasi.

Abdulbar menambahkan, pihaknya optimistis KEK Mandalika akan mampu membawa multiplier effect perekonomian yang besar bagi masyarakat NTB khususnya masyarakat sekitar kawasan. Sejak ITDC melakukan pembangunan infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan, sedikitnya ada 10 unit usaha baru berbentuk homestay, resto, café, dan toko retail memulai usaha di zona Barat kawasan. Jumlah ini diyakini masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung. Secara bertahap, diyakini dalam lima tahun ke depan, KEK Mandalika diperkirakan akan mampu menyerap hampir 5000 tenaga kerja lokal.

“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga peresmian operasionalisasi KEK Mandalika sebagai perwujudan pembangunan Indonesia dari pinggiran dapat terlaksana,” kata dia.

Sementara itu, untuk mendukung nilai lokal NTB sebagai kawasan Islami serta sebagai salah satu destinasi wisata halal, Menteri BUMN juga ikut meresmikan Masjid Nurul Bilad Mandalika di kawasan Kek Mandalika. Masjid ini dibangun oleh arsitektur yang mengadopsi nilai kearifan lokal dari Masjid Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan bangunan adat Beleq Sembalun. Masjid ini dibangun di atas lahan dengan luas 5 ha yang mampu menampung total 5.500 orang yaitu 2000 orang di dalam masjid, 500 orang di selasar, 2000 orang di courtyard dan 1000 orang di plaza.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Pemerintah Bidik Realisasi Investasi Kawasan Ekonomi Khusus Tahun Ini Rp 62 Triliun

8 Oktober 2023

Pemerintah Bidik Realisasi Investasi Kawasan Ekonomi Khusus Tahun Ini Rp 62 Triliun

Pemerintah menargetkan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK sebesar Rp 62,1 triliun.`

Baca Selengkapnya

Membangun Optimisme untuk Kemajuan Kawasan Ekonomi Khusus

17 Agustus 2023

Membangun Optimisme untuk Kemajuan Kawasan Ekonomi Khusus

Optimisme akan mampu mendorong masuknya investasi ke Indonesia, termasuk investasi ke seluruh KEK

Baca Selengkapnya

Kawasan Ekonomi Khusus, Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

4 Agustus 2023

Kawasan Ekonomi Khusus, Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Pengembangan KEK berfungsi untuk memfasilitasi kegiatan industri, ekspor, impor, serta kegiatan lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

7 Februari 2023

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

Masa jabatan Gubernur BI Perry Warjiyo akan berakhir pada Mei 2023 ini. Perry menjabat sejak 23 Mei 2018. Siapa saja yang pernah menjadi Gubernur BI?

Baca Selengkapnya

Mendag: KEK Sanur akan Bangun Hotel dan Rumah Sakit Terbaik

4 Februari 2023

Mendag: KEK Sanur akan Bangun Hotel dan Rumah Sakit Terbaik

Hotel dan rumah sakit tersebut dibangun oleh BUMN.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi VI DPR: Pemprov Bali Harus Terlibat Pembangunan KEK Kesehatan

5 Desember 2022

Anggota Komisi VI DPR: Pemprov Bali Harus Terlibat Pembangunan KEK Kesehatan

Pemda harus mengelola target KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur.

Baca Selengkapnya

Kawasan Ekonomi Khusus Gresik Resmi Beroperasi, Diharapkan Menyerap Banyak Tenaga Kerja

23 November 2022

Kawasan Ekonomi Khusus Gresik Resmi Beroperasi, Diharapkan Menyerap Banyak Tenaga Kerja

Pemerintah menyatakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik telah resmi beroperasi.

Baca Selengkapnya

KEK Galang Batang, dari Kepri untuk Indonesia

24 Januari 2022

KEK Galang Batang, dari Kepri untuk Indonesia

Sejak Juli 2021 hingga Januari 2022, PT. BAI telah mengekspor 550 ribu ton SGA ke Malaysia dengan nilai 212 juta dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekspor dari Kawasan Ekonomi Khusus Terus Meningkat

7 Desember 2021

Ekspor dari Kawasan Ekonomi Khusus Terus Meningkat

Nilai ekspor dari KEK diproyeksi meningkat tahun ini seiring pandemi Covid-19 yang mulai mereda.

Baca Selengkapnya

Reformasi Regulasi Mudahkan Usaha di KEK

6 Desember 2021

Reformasi Regulasi Mudahkan Usaha di KEK

UU Cipta Kerja berdampak positif dalam hal kemudahan perizinan dan fasilitas perpajakan.

Baca Selengkapnya