Jabar Larang Taksi Online Beroperasi, Pelanggan: Ini Era Digital

Jumat, 13 Oktober 2017 19:18 WIB

Daerah Tentukan Kuota Taksi Online

TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang transportasi online di Depok, Jawa Barat, menyesalkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang melarang taksi online untuk beroperasi sejak Senin lalu. "Saya tidak setuju kalau taksi atau ojek dilarang beroperasi," kata Komalasari, 32 tahun, pekerja swasta yang kerap menggunakan jasa transportasi online, di Depok, Jumat, 13 Oktober 2017.

Sebagai pengguna jasa transportasi online, Komalasari mengatakan sangat terbantu dengan keberadaan mereka. Menurutnya, dari pada melarang taksi online beroperasi, lebih baik pemerintah membenahi sistem transportasi yang ada. "Tingkatkan saja kualitas transportasi yang sudah ada agar bisa bersaing dengan transportasi online," ujarnya.

Simak: Bantah Larang Taksi Online, Pemprov Jabar: Hanya Sosialisasi

Ia menuturkan jika angkutan umum dibuat nyaman, masyarakat juga akan beralih menggunakannya. Jadi, pelarangan transportasi online baik ojek maupun taksi, bukan solusi. Sebab, keberadaan mereka sudah menjadi kebutuhan masyarakat. "Apalagi bagi saya yang kerjanya sering mobile."

Menurutnya, sejauh ini masyarakat memilih transportasi online karena lebih murah dan nyaman. Untuk taksi online, kata dia, masyarakat lebih mudah mengaksesnya karena bisa dipesan lewat handphone.

Belum lagi, harga yang ditawarkan pasti, tidak seperti taksi konvensional yang bisa memainkan argonya. "Bahkan, kadang taksi konvensional sengaja nyari rute yang jauh agar kita bayarnya mahal," ujarnya.

Advertising
Advertising

Setali tiga uang, Pangestu Citra Indah, 25 tahun, lebih menerima pemerintah mengatur tarif taksi online dari pada melarangnya. Menurut karyawan perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan ini, perkembangan transportasi online sudah tidak bisa dibendung. "Sebab, kita sudah hidup di era digital. Seharusnya yang konvensional yang ikuti perkembangan kalau tidak mau tersisih," ucapnya.

Menurutnya, sudah menjadi hukum alam perlahan keberadaan transportasi konvensional semakin tersisih. Sebabnya, masyarakat akan lebih memilih transportasi yang nyaman dan mudah dijangkau. "Kalau mau taksi konvensional yang ikut perkembangan," ujarnya. "Kayak blue bird kan sudah ada di Gojek."

Selain itu, menurutnya lagi, jika pemerintah tidak bijak dalam menyikapi persoalan taksi online, justru akan menjadi masalah yang berkepanjangan. "Penumpang kan bebas memilih. Kalau transportasi konvensional dan umum murah serta nyaman, penumpang pasti akan menggunakannya," ucapnya.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

2 jam lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

22 jam lalu

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

Proyek peningkatan dan pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

1 hari lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

1 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

1 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

4 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

4 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

4 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

7 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya