Rupiah Melemah, BI Diminta Tidak Terburu-buru Intervensi

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Martha Warta

Kamis, 28 September 2017 17:36 WIB

Ilustrasi Rupiah Dollar. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta-Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan agar Bank Indonesia tidak terburu-buru melakukan intervensi dalam melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika beberapa waktu belakangan. "Calm down," kata dia kepada Tempo, Kamis, 28 September 2017.

Alasannya, dia melihat melemahnya nilai tukar rupiah ini hanya berlangsung sementara. "Mungkin hanya minggu ini saja," ujarnya. Kalaupun melakukan intervensi, Lana menyarankan agar tidak melakukan tindakan yang signifikan.

Bank Indonesia, kata Lana, disarankan agar menunggu hingga situasi cukup tenang dan stabil, sebelum akhirnya melakukan intervensi secara masif dan membawa rupiah kembali ke level Rp 13.300.

Lagipula, dia menilai saat ini kondisi dalam negeri sudah cukup kondusif dengan adanya sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia, misalnya kewajiban transaksi menggunakan Rupiah, dan kewajiban hedging bagi korporasi yang memiliki hutang luar negeri. "Itu sangat membantu mengurangi tekanan permintaan dolar di dalam negeri," kata dia.

Lana menduga melemahnya nilai tukar rupiah dalam dua hari ke belakang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. "Karena ada ekspektasi dolar Amerika itu menguat karena ekonomi Amerika itu juga membaik," ujarnya.

Advertising
Advertising

Penguatan Dolar Amerika, ujarnya, dipicu oleh rencana Presiden AS Donald Trump yang bakal memangkas pajak di rancangan anggarannya. Di saat yang sama, Gubernur The Fed juga memberikan sinyal untuk menaikan suku bunga sekali lagi. "Sehingga ada kombinasi kebijakan fiskal moneter di amerika yang ekspansi," kata dia.

Pada awalnya, Lana menduga pelemahan rupiah yang berlanjut hingga hari ini bisa jadi disebabkan oleh isu dalam negeri, misalnya terkait bocornya surat Menteri Keuangan Sri Mulyani, kemarin. Namun, dia yakin isu luar negeri lebih dominan daripada isu lokal.

Selanjutnya, dia melihat keputusan dari Kongres Amerika Serikat akan sangat menentukan terhadap kondisi nilai tukar mata uang. Hingga sekarang, lembaga legislatif negeri Abang Sam itu belum mengeluarkan keputusan terkait kebijakan pemangkasan pajak itu. "Kongres itu walaupun mayoritas Partai Republik dan Presiden Trump juga dari Partai Republik, tapi keduanya agak kurang harmonis," kata Lana.

Pada perdagangan Kamis, 28 September 2017, pukul 12.40 WIB, rupiah melemah 104 poin atau 0,71 persen ke level Rp 13.549 per dolar AS. Sebelumnya, Rupiah pernah menjejak level Rp 13.565 per dolar AS pada 1 Desember 2016. Adapun asumsi ekonomi makro nilai tukar Rupiah 2018 yang ditetapkan pemerintah adalah sebesar Rp 13.400.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya