E-Bond Permata Mulai Diminati

Kamis, 28 September 2017 11:21 WIB

Bank Permata. [TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi jual beli surat utang dan obligasi atau e-bond milik PT Bank Permata Tbk., mulai diminati oleh pasar. Direktur Retail Bank Permata, Bianto Surodjo mengatakan sebagian investor beralih menggunakan aplikasi ini untuk membeli dan menjual bond.

"Baru proses dua minggu diluncurkan, kami mulai edukasi, dan sudah mulai ada transaksi. Nasabah yang lebih modern mulai coba-coba," kata Bianto di Aston Suite, Rabu malam, 27 September 2017.

Baca: Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global dan Euro Bersamaan

Bank Permata menciptakan platform jual beli obligasi via internet banking pada 11 September 2017. Aplikasi ini diklaim sebagai platform pertama di Indonesia.

Investor bisa memilih berbagai jenis instrumen yang ditawarkan melalui e-bond, baik berdenominasi rupiah maupun mata uang asing. Di antaranya adalah surat utang negara (SUN), surat berharga syariah negara (SBSN), obligasi ritel Indonesia (ORI), sukuk untuk investor ritel (sukri) dan lain-lain.

Menurut Bianto, transaksi melalui e-bond lebih cepat dan mudah dibandingkan secara manual. Investor dapat memantau harga jual belo dari dari platform tersebut. "Jadi tidak perlu dateng lagi ke kantor cabang. Cukup datang sekali untuk pembelian pertama diterangkan cara penggunaannya. Kemudian nanti sudah bisa menggunakan sendiri," ucap Bianto.

Sebelumnya, nasabah harus berkali-kali datang ke kantor Bank Permata untuk mengurus administrasi investasi. Hal ini membuat mereka berpikir ulang untuk investasi.

Saat ini, nasabah hanya perlu menyiapkan modal untuk investasi obligasi melalui e-bond minimal sebesar Rp 100 juta lalu mendaftar di kantor cabang. Selanjutnya, mereka bebas mengakses fitur e-bond di Permata Net.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan Fakhri Hilmi mengatakan, persoalan utama pasar surat utang adalah likuiditas dan pembentukan harga. Karena itu, electronic trading platform (ETP) diluncurkan untuk membantu pembentukan harga. Dengan begitu, likuiditas juga akan terbantu.

"Secara transaksi memang jauh sekali. Obligasi pemerintah paling 600-700 kali sehari. Bandingkan dengan saham yang 330 ribu. Likuiditasnya jauh sekali. PR kita masih banyak," kata Fakhri.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan sebelumnya berujar dengan adanya ETP, frekuensi perdagangan ORI di pasar sekunder dapat meningkat. Melalui ETP, seluruh informasi terkait perdagangan obligasi juga bisa lebih cepat.

ANGELINA ANJAR

Berita terkait

Bank Permata Catatkan Laba Kuartal III 2022 Rp 2,24 Triliun, Naik 123 Persen

31 Oktober 2022

Bank Permata Catatkan Laba Kuartal III 2022 Rp 2,24 Triliun, Naik 123 Persen

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih Rp2,24 triliun pada kuartal III/2022 atau melesat 123 persen

Baca Selengkapnya

Bank Permata Umumkan Pengunduran Diri Direktur Risiko Suwatchai Songwanich

4 Maret 2022

Bank Permata Umumkan Pengunduran Diri Direktur Risiko Suwatchai Songwanich

Suwatchai Songwanich menjabat sebagai Direktur Risiko di Bank Permata yang diangkat berdasarkan keputusan RUPSLB 1 Desember 2020.

Baca Selengkapnya

Bank Permata Catat Laba Bersih Rp 639 M pada Semester I 2021

14 September 2021

Bank Permata Catat Laba Bersih Rp 639 M pada Semester I 2021

PT Bank Permata Tbk mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 639 miliar pada Semester I 2021.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Kredit Bank Permata Tumbuh 16,6 Persen pada Semester I 2021

14 September 2021

Penyaluran Kredit Bank Permata Tumbuh 16,6 Persen pada Semester I 2021

PT Bank Permata Tbk mencatat penyaluran kredit tumbuh 16,6 persen YoY menjadi Rp 120,8 triliun.

Baca Selengkapnya

Bangkok Bank Akuisisi 89,12 Persen Saham Bank Permata

12 Desember 2019

Bangkok Bank Akuisisi 89,12 Persen Saham Bank Permata

Bangkok Bank mengakuisisi total 89,12 persen kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata

Baca Selengkapnya

Pegawai Bank Tuntut Kenaikan Gaji karena Kalah dari Indomaret?

22 Februari 2018

Pegawai Bank Tuntut Kenaikan Gaji karena Kalah dari Indomaret?

Di beberapa tempat, upah karyawan di sektor perbankan lebih rendah dari upah karyawan toko ritel seperti Indomaret..

Baca Selengkapnya

Sempat Rugi, Bank Permata Raih Laba Bersih 621 Miliar Semester I

23 Juli 2017

Sempat Rugi, Bank Permata Raih Laba Bersih 621 Miliar Semester I

Pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 6 persen

Baca Selengkapnya

Ini Upaya Bank Permata untuk Menekan Kredit Bermasalah

5 November 2016

Ini Upaya Bank Permata untuk Menekan Kredit Bermasalah

Meskipun sektor komersial rentan, bank belum memutuskan untuk mengganti segmen.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Meningkat, Ekonom: Ada Andil Tax Amnesty  

8 Oktober 2016

Cadangan Devisa Meningkat, Ekonom: Ada Andil Tax Amnesty  

Cadangan devisa Indonesia akhir September 2016 meningkat dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

10,46 Miliar Saham Baru Bank Permata Didistribusikan

1 Juni 2016

10,46 Miliar Saham Baru Bank Permata Didistribusikan

Sekitar 10,46 miliar saham baru PT Bank Permata Tbk dengan nilai nominal Rp 125 rupiah mulai didistribusikan hari ini.

Baca Selengkapnya