Suku Bunga Turun, Ini Alasan Mandiri Ingin Capping Dipertahankan

Reporter

Yudono Yanuar

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 25 September 2017 21:53 WIB

Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (ketiga kiri) saat RUPSLB Bank Mandiri 2017 di Jakarta, 21 Agustus 2017. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri mengusulkan Otoritas Jasa Keuangan untuk mempertahankan ketentuan batas atas (capping) suku bunga deposito untuk menjaga persaingan sehat dalam mencari likuiditas ketika bank-bank besar mulai menurunkan suku bunga simpanan.

Baca juga: Suku Bunga Acuan Turun, Mastercard: Penurunan Bunga Kredit Tunggu Bank

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Senin, 25 September 2017, mengatakan pihaknya siap menurunkan suku bunga simpanan menyusul kembali diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate menjadi 4,25 persen.

Penurunan bunga simpanan itu terutama deposito, agar biaya dana bank berkurang sehingga dapat menurunkan bunga kredit.

Namun dia juga meminta regulator, dalam hal ini OJK dan Kementerian Keuangan untuk membuat kebijakan agar tidak terjadi perpindahan likuiditas secara agresif, saat penurunan suku bunga simpanan itu dilakukan.

"Dari deposito perlu ada pengaturan pasar dari sisi deposito apakah dalam bentuk capping atau bagaimana kami serahkan ke regulator," ujar Kartika yang akrab disapa Tiko.

Jika tidak ada "capping", Tiko mengkhawatirkan, pemilik rekening deposito akan mengalihkan dananya ke bank lain ketika suku bunga simpanan diturunkan.

"Deposan-deposan besar memang harus juga mulai diperhatikan. Deposan besar banyak yang pegang dana ratusan miliar dan mereka mendikte pasar," ujar dia.

Ketentuan dari OJK, diharapkan Tiko, dapat mencegah jurang selisih suku bunga deposito yang begitu besar antara perbankan.

"Jarak tidak boleh jauh-jauh. Jadi ini yang kita minta agar regulator memperhatikan suapaya penurunan suku bunga acuan BI ini cepat ditransmisikan kepada penurunan deposito khususnya 'special rate'," ujar dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, sejak Februari 2016, OJK menerapkan kebijakan supervisi kepada industri perbankan, khususnya kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dan (BUKU) IV, dengan membatasi suku bunga maksimal untuk deposito.

Untuk Bank BUKU IV, OJK membatasi maksimal 100 basis poin (bps) di atas bunga acuan Bank Indonesia yang saat itu masih menggunakan instrumen Bank Indonesia Rate/BI Rate bertenor 12 bulan. Sedangkan, untuk Bank BUKU III ditetapkan maksimum 75 bps di atas BI Rate.

Pada akhir pekan lalu, OJK mengisyaratkan untuk mencabut "capping" tersebut karena secara umum suku bunga simpanan di industri perbankan sudah menurun.

" Suku bunga sudah turun, jadi tidak perlu lagi ('capping')," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, Rabu (20/9).
ANTARA

Berita terkait

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

10 jam lalu

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek operasional perusahaannya

Baca Selengkapnya

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

10 jam lalu

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek operasional perusahaannya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Promosikan Keunggulan Livin' di London

1 hari lalu

Bank Mandiri Promosikan Keunggulan Livin' di London

Bank Mandiri memperkenalkan fitur bertajuk Livin' Around The World (LATW) dalam Seminar Gelora Mahasiswa (GEMA).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

2 hari lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

2 hari lalu

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

Bank Mandiri mengimbau kepada para nasabah untuk mewaspadai kejahatan pembobolan rekening dengan modus penipuan berkedok undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

3 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya