Warga menghitung mata uang rupiah hasil jual mata uang dolar, di money changer. Mata uang rupiah kini semakin melemah akibat krisis global. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan sulit menguat meskipun sudah ada keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. “Tetap waspadai berbagai sentimen yang membuat pergerakan rupiah kembali variatif,” ujarnya, Senin, 25 September 2017.
Reza menanggapi keputusan Bank Indonesia yang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen. Suku bunga deposit turun 25 basis poin menjadi 3,5 persen. Sedangkan suku bunga fasilitas pinjaman turun 25 basis poin menjadi 5 persen. Keputusan tersebut akan efektif pada hari ini.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Filianingsih Hendarta, mengatakan, penurunan suku bunga acuan akan diikuti penurunan suku bunga kredit. Fili berharap turunnya suku bunga acuan 7 Days Repo Rate dapat menjadi acuan perbankan menekan biaya riil penghimpunan dana (cost of fund). ”Kalau harga pokok dasarnya sudah rendah, cost of fund juga bisa lebih rendah,” kata dia di kantornya, akhir pekan lalu.
Menurut Fili, kemampuan bank menurunkan suku bunga kreditnya bergantung pada intermediasi perbankan. Bank yang efisien dalam mengelola harga dana, tenaga kerja, hingga cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) memiliki peluang lebih besar. ”Semoga bank-bank bisa segera menuntaskan konsolidasinya lebih efektif dan efisien dalam pembiayaan, sehingga suku bunga kredit bisa turun.
Reza menyebutkan faktor penentu pergerakan rupiah berasal sentimen global dan dalam negeri. Ia berharap sentimen di awal pekan ini dapat lebih positif sehingga laju Rupiah pun kembali menemukan momentum kenaikannya.
Dalam perhitungannya, rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran support 13.345 dan resisten 13.270 per dolar AS meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan pekan lalu. Angka tersebut, menurut Reza, sedikit bervariatif bila dibandingkan pergerakan pada akhir pekan lalu di level Rp 13.305 per dolar AS.