Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bonus Demografi Maksimal dengan Angkatan Kerja Berkualitas

image-gnews
Buruh meneriakkan slogan saat berunjuk rasa di depan Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Banten, 27 April 2015.  TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Buruh meneriakkan slogan saat berunjuk rasa di depan Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Banten, 27 April 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak terlena dengan bonus demografi yang pasti dapat membawa kemajuan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Situasi sebaliknya bisa terjadi kalau angkatan kerja kita kualitasnya rendah, dan lapangan kerja terbatas, sehingga yang terjadi adalah booming pengangguran dan bencana ekonomi," kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, bonus demografi akan secara riil menjadi sesuatu yang positif jika angkatan kerja berkualitas. Artinya mereka berbekal pendidikan dan keterampilan yang memadai, dan memiliki daya saing yang tinggi.

Selain itu, ada utilisasi dari angkatan kerja tersebut baik di bursa kerja domestik maupun bursa kerja internasional yang semakin terbuka. Artinya ada kesempatan kerja yang bisa menampung angkatan kerja yang berkualitas tersebut.

"Kualitas yang baik dan kesempatan kerja yang tersedia harus dilakukan bersamaan sehingga bonus demografi itu betul-betul mewujud dan membawa Indonesia yang berkemajuan yakni memanfaatkan tambahan usia produktif itu sebagai akselerator untuk menjadi bangsa Indonesia yang semakin maju dalam segala bidang kehidupan," katanya.

Jadi, kata dia, tidak berarti bahwa bonus demografi hanya dilihat dari aspek kuantitas yakni sekadar tambahan angkatan kerja produktif, melainkan tambahan angkatan kerja tersebut benar-benar berkualitas, memiliki kompetensi keahlian yang dibutuhkan, dan secara riil dimanfaatkan dalam lingkup kerja kesehariannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan perubahan struktur penduduk itu akan terus terjadi. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas dan penciptaan lapangan kerja tidak berhenti sampai bonus demografi mengecil dan atau kembali meningkatnya beban ketergantungan.

"Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, tambahan angkatan kerja juga terus bertambah. Penduduk usia sekolah dan tenaga kerja itu akan memberikan manfaat jika mereka dibekali pendidikan dan keterampilan sehingga produktivitasnya meningkat, berlangsung terus menerus," katanya.

Oleh karena itu, kata Edy yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), mereka yang masuk usia kerja tersebut bahkan sejak masuk usia sekolah, menjadi tugas dunia pendidikan baik nonformal maupun formal untuk membekali anak didik atau tenaga kerja.

"Dengan demikian, mereka memiliki kompetensi tertentu, yang unggul dan berkeahlian sehingga bukan saja dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga bisa memenuhi kebutuhan permintaan sumber daya manusia yang ada di bursa kerja," kata mantan rektor UII itu.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

7 hari lalu

Masa Depan Kecerdasan Buatan
Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

15 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

41 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

42 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

45 hari lalu

Penumpang melintasi rel kereta api pada jam sibuk di stasiun kereta Gare de Lyon, saat karyawan kereta melakukan aksi mogok massal, di Paris, 3 April 2018. Aksi mogok pekerja kereta di Prancis mengganggu kelancaran perjalanan kereta di Eropa terutama untuk rute perjalanan dari Prancis ke Inggris dan Brussels yang dilayani kereta Eurostar. REUTERS
Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

47 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

55 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.


Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

7 Maret 2024

Presiden Jokowi singgung produk UMKM kerupuk 'Mama Muda' saat memberikan sambutan di BRI Microfinance Outlook 2024, Menara Brilian, Jakarta Selatan, Kamis 7 Maret 2024. TEMPO/ Subekti
Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Ilustrasi Tenaga Honorer
Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.