TEMPO.CO, Cilacap - Ikan bawal putih, yang juga dikenal sebagai ikan dewa, diminati di sejumlah tempat pelelangan ikan di Cilacap. Menjelang Imlek tahun ini, permintaan pasar terhadap ikan dewa meningkat tajam. “Banyak orang Singapura datang membeli ikan bawal putih untuk merayakan Imlek,” kata Bambang Priyono, 57 tahun, nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Tegalkatilayu, Cilacap, kemarin.
Tingginya permintaan membuat harga ikan itu melonjak. Di pasar internasional, ikan itu dijual Rp 250 ribu per kilogram, sedangkan di pasar lokal hanya sekitar Rp 90 ribu per kilogram. “Kalau harga normal cuma Rp 30 ribu,” kata Bambang. Supardi, 48 tahun, nelayan lain yang mengaku hanya menangkap bawal putih. “Seharian kami bisa mencari 10-20 kilogram,” kata dia.
Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Misban, mengatakan saat ini dapat dikatakan sebagai musim panennya nelayan. “Nelayan biasanya memasok ke pedagang besar dengan harga Rp 250 ribu per kilogram,” kata dia. Setiap hari, nilai transaksi TPI Pandanarang mencapai Rp 100 juta lebih. “Panen bawal dengan harga tinggi hanya terjadi setahun sekali, yaitu menjelang perayaan Imlek,” katanya.
Sementara Ketua KUD Mino Saroyo Cilacap, Untung Wijayanto, mengungkapkan alasan diekspornya ikan bawal putih ke Singapura adalah karena permintaan negara itu sangat tinggi. “Rata-rata setiap hari dua tempat pelelangan ikan yang banyak mendapatkan bawal memasok masing-masing 1 ton,” kata Untung.
Ikan yang terpilih, tambah Untung, terutama ikan bawal agak besar dengan bobot lebih 0,5 kilogram setiap satu ekornya. Ikan seperti inilah yang dikirim ke Singapura. Selain bawal putih, harga kepiting segar saat ini juga ikut naik. Biasanya satu kilogram kepiting dijual Rp 25 ribu, tapi kini mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
ARIS ANDRIANTO