Pemerintah Akan tetap Impor Beras Pertengahan Maret mendatang
Reporter
Editor
Minggu, 25 Februari 2007 11:04 WIB
TEMPO Interaktif, Solo:Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu menegaskan, pemerintah tetap pada keputusannya untuk melakukan impor beras pada pertengahan Maret mendatang meski mendapat tentangan dari sejumlah kalangan.Walaupun mengimpor beras, pemerintah juga tetap akan melakukan Oparasi Pasar dan pembagian beras untuk rakyat miskin. "Pemerintah akan tetap memasukkan beras impor hingga April mendatang. Sedang OP (Operasi Pasar) juga tetap dilangsungkan. Bulog akan terus mengeluarkan OP dan raskin," paparnya kepada wartawan di sela-sela peresmian pembangunan Pasar Kembang, Solo, Sabtu (24/2).Disinggung temuan kalangan anggota DPR menyangkut kerugian pemerintah Indonesia senilai lebih dari Rp 140 miliar dalam impor beras tersebut, Marie enggan memberikan keterangan lebih jauh. Ia mengaku belum mengetahui kasus tersebut. "Wah saya belum dengar tuh. Masih saya pelajari dulu," ujarnya singkat. Seperti diketahui, Fraksi Bintang Reformasi DPR menisnyalir adanya kerugian pemerintah dalam impor beras senilai lebih dari Rp 140 miliar. Pasalnya Vietnam selaku negara pengekspor juga membeli beras dari Thailand dan Cina.Dalam kesempatan tersebut, Manteri Perdagangan juga menanggapi kasus yang muncul seputar Operasi Pasar (OP) di sejumlah daerah. "Soal adanya laporan beras OP jelek msialnya, seharusnya masyarakat langsung melapor ke pemerintah setempat atau Bulog karena untuk OP harus ada syarat-syaratnya termasuk jenis kualitas berasnya," katanya.Adanya pemberitaan tentang salah sasaran dari beras OP, Marie mendesak pemerintah daerah setempat benar-benar melakukan pemantauan. Selain itu, cara yang dipakai juga bervariasi. Misalnya menjalin pedagang-pegadang besar."Saya meminta Pemda melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan OP agar tidak salah sasaran. Harus ada tim pengawas yang terdiri Pemda, Bulog dan Perindag," tandasnya.Anggota Komisi IV DPR RI, Aria Bima, menilai pelaksanaan OP selama ini semrawut. "Dari hasil keliling ke daerah dan laporan yang kami kumpulkan, pelaksanaan OP semrawut. Sistemnya harus lebih manusiawi," katanya kepada wartawan di Solo, Sabtu (24/2).Arai Bima juga mempertanyakan pelaksanaan OP yang tanpa batas dan lemahnya pengawasan sehingga sering salah sasarab. ‘’Yang perlu ditanyakan OP yang tanpa batas itu apakah Bulog bertujuan untuk menghabiskan beras stok lama atau memang benar-benar untuk menurunkan harga," katanya.Anas Syahirul