Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban?

Reporter

Minggu, 20 Agustus 2017 06:31 WIB

Sejumlah barang bukti penipuan dan penggelapan investasi bodong Pandawa Group berupa berkas-berkas, diperlihatkan saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, 20 Februari 2017. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Semarang - Maraknya investasi bodong yang terjadi saat ini dinilai akibat kondisi masyarakat belum tahu banyak tahu tentang investasi. Sistem operasi investasi bodong dengan beragam kedok dan menimbulkan korban dengan nilai hingga triliunan rupiah itu juga merambah korban kelompok intelektual.

"Masyarakat tak tahu investasi, selain itu penegakan hukum negara ini belum cukup keras," kata Chief Bussines Officer, PT Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya, Sabtu, 19 Agustus 2017.

Menurut dia, banyaknya kelemahan dari sektor masyarakat dan hukum itu menjadi alasan utama investasi bodong mudah menipu dengan operasional yang meyakinkan. "Di sisi lain, hukum baru menindak berdasarkan delik aduan, itu yang saya maksud kelemahanya," kata Teddy menambahkan.

Hal itu, Teddy mengatakan, sulit ditindak karena aparat hukum kadang menunggu aduan dari masyarakat. Padahal proses pengumpulan dana yang dilakukan dalam modus penipuan itu jelas-jelas ilegal.

Baca: 80 Perusahaan Menawarkan Investasi Bodong

Menurut Teddy, penipuan berkedok lembaga investi sebenarnya mudah diantisipasi publik dengan pembuktian dari sisi legalitas dan logika. Legalitas yang ia maksud adalah apakah lembaga penyalur investasi itu tercatat di badan pengawas perdagangan berjangka (Bappebti) dan otoritas jasa keuangan (OJK).

Sedanghkan dari sisi logisnya, masyarakat seharusnya tidak mudah percaya dengan iming-iming yang melebihi dari bunga deposito bank dalam waktu yang relatif singkat. "Cara melihat perusahaan itu ilegal tau tidak sesuai anjuran satgas investasi bodong, yaitu cek di situs Bappebti dan OJK," katanya.

Kepala Divisi Corporate Secretary Jakarta Future Exchange (JFX), Tumpal Sihombing, menyatakan kasus penipuan berkedok investasi yang marak terjadi saat ini sudah merambah ke banyak kalangan. "Termasuk ada korban seorang profesor, tapi malu melapor karena bisa mencoreng muka sendiri," kata Tumpal Sihombing.

Baca: OJK: Investasi Bodong Pikat Korban dengan Figur Publik

Tumpal menyatakan saat ini yang dibutuhkan agar regulasi ditegakan serta edukasi untuk mengurangi korban lebih banyak. Menurut dia, sebenarnya publik bisa mengakses investasi lewat lembaga pialang yang membantu menyalurkan permodalan secara benar dan lebih aman.

"Meski namanya investasi itu bukan tanpa resiko, namun bisa diminimalisir dan setidaknya tidak tertipu dengan investasi bodong," kata Tumpal menjelaskan.

EDI FAISOL

Berita terkait

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 jam lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

4 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

9 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya