Rugi Bersih Indocement Turun Drastis Pada 2001

Reporter

Editor

Jumat, 8 Agustus 2003 09:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berhasil menurunkan angka kerugian sebesar 92 persen pada 2001. Nilai kerugian yang pada tahun sebelumnya mencapai Rp 874,072 miliar itu berhasil ditekan hingga tinggal Rp 63,128 miliar. Hal tersebut dikemukakan Direktur Utama Indocement, Daniel Lavalle dalam paparan publiknya di Wisma Indocement, Jalan Jend. Sudirman, Jakarta, Senin (29/4). Penurunan kerugian perseroan tersebut, katanya, disebabkan oleh turunnya tingkat suku bunga dolar AS untuk jangka pendek. Depresiasi rupiah yang tidak terlalu besar, juga merupakan penyebab lainnya. Pada tahun yang sama, kata Lavalle, perusahaan ini mencatat peningkatan pendapatan sebesar 41 persen menjadi Rp 3,453 triliun dari Rp 2,448 triliun pada tahun sebelumnya. “Peningkatan pendapatan tersebut disebabkan adanya peningkatan penjualan domestik sebesar 12 persen dan ekspor yang mencapai 20 persen," ujarnya. Lavalle juga mengatakan, penjualan domestik perseroan ini pada 2001 mencapai 9,2 juta ton. Sedangkan penjualan ke luar negeri tercatat 2,4 juta ton. Peningkatan volume penjualan ekspor itu, katanya, berkaitan dengan adanya hubungan langsung ke jaringan pemasaran global HeidelbergCement. HeidelbergCement masuk ke Indocement pada awal April 2001 setelah membeli utang perseroan sebesar 150 juta dolar AS. Ia sekaligus mengkonversi pinjaman ekuitas, sehingga tingkat kewajiban perseroan menurun secara drastis. HeidelbergCement yang merupakan salah satu pemain utama dunia di industri semen, kini menjadi pemegang saham mayoritas baru di Indocement. Menurut Lavelle, laba usaha perusahaan pada 2001 tercatat turun sebesar lima persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 705,399 miliar menjadi Rp 672,066 miliar. “Menurunnya laba usaha ini diakibatkan oleh depresiasi rupiah, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan upah tenaga kerja,” tuturnya. Selain itu, pengoperasian pabrik baru di Tarjun, Kalimantan, lanjutnya, juga banyak menyedot biaya. Mengenai utang perseroan, Lavelle mengatakan bahwa saat ini tercatat sebesar 845 juta dolar AS. (Wahyu Mulyono-Tempo News Room)

Berita terkait

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

1 menit lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

5 menit lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

5 menit lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

7 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

10 menit lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

11 menit lalu

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

Penalaran Kuantitatif dan Penalaran Matematika UTBK menjadi tes paling sulit karena waktu pengerjaannya terbatas hanya 30 menit.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

17 menit lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

21 menit lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

30 menit lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Jasa Marga Tutup Sementara Off Ramp Grogol Besok Malam, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya

31 menit lalu

Jasa Marga Tutup Sementara Off Ramp Grogol Besok Malam, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya

Pekerjaan rekonstruksi perkerasan di area Off Ramp Grogol KM 13+800 Ruas Tol Dalam Kota ini akan dilaksanakan pada Sabtu malam.

Baca Selengkapnya