Globalisasi Rugikan Indonesia Rp 18 Triliun Setiap Tahun

Reporter

Editor

Selasa, 19 September 2006 19:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi yang menerapkan pengurangan tarif dan subsidi sebesar 30 persen merugikan Indonesia senilai US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 18 triliun) per tahun. Tapi negara di Asia lainnya, khususaya Cina bisa mengeruk keuntungan dari globalisasi hingga US$ 37 miliar per tahun, kata peneliti LIPI Carunia Mulya Firdausy di Jakarta hari ini. Permasalahannya, menurut dia, bagi Indonesia globalisasi itu bagaikan buah simalakama. Apabila Indonesia tidak ikut, akan tertinggal dibanding negara lain. Sebaliknya bila ikut globalisasi, Indonesia akan rugi. Dimakan ayah yang mati, tidak dimakan ibu yang mati, katanya.Ia memaparkan, kontribusi ekspor Indonesia ke kawasan Asia Timur cenderung terus naik dari 9,9 persen pada 1985 menjadi 27,2 pada 2003. Tetapi angka itu masih lebih rendah dari kontribusi impor negara-negara kawasan Timur Asia ke Indonesia, yaitu dari 13,8 persen pada 1985 menjadi 37,3 persen pada 2003. "Artinya akibat globalisasi, ketergantungan impor kita semakin tinggi," ujarnya.Indonesia, kata dia, cenderung mendorong petumbuhan ekspor produk mentah ketimbang produk manufaktur atau olahan. Ini menunjukkan Indonesia gagal memanfaatkan peluang globalisasi dan tak mampu meningkatkan total produktivitas pabrikan. Padahal, peran total produktivitas pabrikan mutlak diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan. Dengan tingginya faktor produktivitas pabrikan itu akan diperoleh produktifitas dan efisiensi teknis yang tinggi, katanya. Menurut dia, salah satu faktor produksi yang dapat mendorong tingginya kontribusi total produktivitas pabrikan adalah peningkatan pasokan dan kemampuan teknologi nasional. Karenanya, dia menyarankan, paradigma pembangunan yang hanya difokuskan pada penggunaan sumberdaya alam yang besar harus diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penggunaan teknologi tinggi yang memadai. "Pembangunan berorientasi pada ekonomi berbasis pengetahuan sangat penting bagi pembangunan nasional yang kuat dan berkesinambungan," tuturnya. l AGUS SUPRIYANTO

Berita terkait

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

48 detik lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 menit lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

4 menit lalu

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

Aktor Haykal Kamil berpesan kepada Timnas U-23 untuk menjaga mental mereka menjelang pertandingan Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia vs Irak

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

5 menit lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Susunan Pemain Timnas U-23 Irak vs Indonesia, Justin Hubner Jadi Kapten Gantikan Rizky Ridho

9 menit lalu

Susunan Pemain Timnas U-23 Irak vs Indonesia, Justin Hubner Jadi Kapten Gantikan Rizky Ridho

Justin Hubner ditunjuk Shin Tae-yong menjadi kapten dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

12 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

PKS memang belum membuat keputusan resmi akan bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

13 menit lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

16 menit lalu

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

Terletak di jantung Gurun Namib yang terpencil, Big Daddy Dune menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Namibia.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

16 menit lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

26 menit lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya