Seorang pekerja tidur di atas tumpukan karung beras saat dilakukan bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadiwibowo mengatakan impor beras tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yakni sebanyak 1,2 juta ton. Tahun lalu, impor beras 0,9 juta ton.
“Impor beras tinggi pada Januari-Maret itu karena sisa kuota impor yang kontraknya pada 2015 lalu masuk pada awal triwulan III,” kata Sasmito Hadiwibowo saat ditemui di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Desember 2016.
Menurut Sasmito, angka impor beras mengalami penurunan jika dibandingkan periode Januari-Maret 2016. Meski mengakui tetap ada impor beras, kata dia, beras yang diimpor hanyalah beras dengan kualitas premium.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyatakan, sepanjang 2016, impor beras hanya untuk kualitas premium. Diketahui, dari data yang disajikan BPS, nilai impor beras pada periode Januari-November 2016 adalah US$ 495,12 juta. Angka ini mengalami kenaikan dari angka tahun sebelumnya, yaitu US$ 351,60 juta.
Adapun volume ekspor beras pada Januari-November 2016 adalah 1.000 ton. Angka ini juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 0,5 ribu ton. Sedangkan nilai ekspor beras Januari-November adalah US$ 0,86 juta dan mengalami kenaikan dari nilai ekspor beras tahun sebelumnya, yakni US$ 0,63 juta.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
10 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.