Ancaman Dibalik Tingginya Bunga Obligasi Indonesia

Reporter

Minggu, 18 Desember 2016 19:34 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Dani Setiawan, mengatakan tekanan fiskal terhadap pemerintah saat ini semakin besar karena penerimaan negara masih jauh dari target. Hal itu, menurut dia, membuat pemerintah tidak memiliki pilihan lain selain mencari pembiayaan dari utang.

"Penerimaan pajak tak kunjung naik. PNBP (penerimaan negara bukan pajak) juga segitu-segitu saja, tidak bisa diandalkan. Pemerintah tentu akan memilih mencari pinjaman dengan menerbitkan obligasi," kata Dani dalam diskusi di Kedai Tjikini, Jakarta Pusat, Ahad, 18 Desember 2016.

Saat ini, menurut Dani, imbal hasil obligasi Indonesia tertinggi di Asia, yakni sekitar 7 persen. Di tengah kondisi tersebut, Dani menilai, jumlah utang yang harus dibayar pemerintah akan meningkat dengan semakin bertambahnya kebutuhan pembiayaan untuk defisit yang diambil dari obligasi.

Apalagi, kata Dani, suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed naik sehingga investor akan lebih memilih obligasi AS dibanding obligasi pemerintah. "Mau enggak mau, kita akan tawarkan lagi imbal hasil yang lebih tinggi. Kalau utang makin besar, beban cicilan pokok dan bunga utang juga naik," ujar Dani.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan bunga obligasi pemerintah memang tinggi dibanding negara-negara lain dengan bunga obligasi di bawah 5 persen. "Kalau beban utang terus meningkat, generasi mendatang yang akan mewarisi utang tersebut," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

10 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

25 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

27 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

28 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

28 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

29 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

58 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

58 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya