Dongkrak Pasar Rumah MBR Bergairah di 2017, Ini Syaratnya

Reporter

Kamis, 15 Desember 2016 23:03 WIB

ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengembang perumahan dan permukiman menilai peningkatan pasokan dan penyerapan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahun depan tidak dapat mencapai potensi maksimalnya bila tidak diikuti oleh pembenahan komponen penghambat lainnya.


Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indoensia (Apersi) periode 2010-2016 Eddy Ganefo mengatakan, selama masa kepemimpinannya di Apersi, masih ada sejumlah tantangan serius dalam upaya penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum selesai.


Pertama, dari segi keseriusan para pemangku kepentingan, antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Badan Pertanahan Nasional (BPN), pemerintah daerah, dan PLN.


Masih begitu banyak hambatan dari instansi pemerintahan yang membuat program penyediaan rumah untuk MBR sangat terhambat. Dirinya mengapresiasi langkah pemerintah untuk menyederhanakan perizinan pembangunan rumah MBR, tetapi hingga kini pun regulasinya belum diterbitkan.


Anggaran subsidi pun masih sangat terbatas. Pemerintah memang telah memberi skema baru subsidi selisih bunga untuk mengatasi keterbatasan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Namun, skema ini kurang diminati perbankan karena mensyaratkan 100% likuiditas dari bank penyalur, padahal likuiditas bank untuk FLPP hanya 10%.


Advertising
Advertising

Kedua, dari sisi kemampuan MBR untuk mengakses program subsidi pemerintah. Pemerintah telah menetapkan batas penghasilan tertentu bagi masyarakat kategori MBR yang dapat membeli rumah subsidi, tetapi perbankan memberi batasan lain bahwa hanya pekerja MBR dari sektor formal saja yang bisa mengakses subsidi.


Eddy menilai, tahun depan kemungkinan industri properti akan semakin bergairah seiring pulihnya perekonomian dan belanja masyarakat. Namun, masih ada tantangan yang mendesak untuk dibenahi agar pembangunan dan penyerapan rumah MBR dapat meningkat tahun depan.


Tantangan tersebut antara lain ketersediaan lahan yang murah bagi rumah MBR. Hal ini mensyaratkan bank tanah segera mungkin terbentuk.


Selain itu, ketersediaan listrik di daerah juga menjadi penghambat yang sangat mengganggu. Penyediaan jaringan listrik ke perumahan yang dibangun pengembang cenderung sangat lambat sehingga menghambat laju pembangunan rumah untuk MBR.


Selama belum ada aliran listrik yang menjangkau rumah yang dibangun, proses pencairan KPR sulit terealisasi.


Eddy juga berharap Peraturan Pemerintah dari paket kebijakan ekonomi XIII tentang penyederhanaan perizinan rumah MBR dapat segera terbit. Sudah sangat lama sejak pertama kali diumumkan regulasi ini tak kunjung terbit.


Padahal, setelah terbit pun masih butuh waktu yang panjang agar regulasi tersebut efektif di lapangan sebab butuh tindaklanjut melalui sosialisasi dan penyesuaian peraturan daerah.


“Kelihatannya 2017 mungkin ada peningkatan, tetapi akan lebih signifikan kalau hal-hal itu dituntaskan,” katanya kepada Bisnis di sela-sela acara Musyawaran Nasional V Apersi, Kamis (15 Desember 2016).


BISNIS.COM

Berita terkait

Bantuan RLH untuk Keluarga Pra Sejahtera di Kaltim Lampaui Target

3 Oktober 2023

Bantuan RLH untuk Keluarga Pra Sejahtera di Kaltim Lampaui Target

Kalau dengan CSR bisa bangun 3.000 rumah layak huni, maka kemiskinan Kaltim akan turun tinggal 2 persen

Baca Selengkapnya

Anggaran DP Nol Rupiah di APBD DKI Melonjak Drastis Dipersoalkan

17 November 2017

Anggaran DP Nol Rupiah di APBD DKI Melonjak Drastis Dipersoalkan

Fraksi-fraksi di DPRD DKI menuntut penjelasan Gubernur Anies Baswedan mengapa anggaran DP rumah 0 Rupiah di APBD 2018 naik menjad Rp 800 Miliar.

Baca Selengkapnya

Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

19 Oktober 2017

Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

Sulit bagi mereka yang bergaji Rp 5 juta membeli rumah tapak di Jakarta, tapi bukan tidak mungkin. Ini saran Apersi

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Tetapkan Rating Rumah Subsidi yang Berkualitas

30 September 2017

Pemerintah Akan Tetapkan Rating Rumah Subsidi yang Berkualitas

Pemerintah membahas rencana pemberlakuan rating kualitas perumahan subsidi yang dibangun dalam program Satu Juta Rumah.

Baca Selengkapnya

Djarot Minta Maaf Belum Bisa Sediakan Rumah Tapak DP Nol Persen

16 September 2017

Djarot Minta Maaf Belum Bisa Sediakan Rumah Tapak DP Nol Persen

Jumlah warga umum yang mendaftar mendapatkan rumah susun sewa sejak 2013 sekitar 12 ribu kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Baru 20 Daerah yang Siap Terbitkan Sertifikat Rumah Subsidi

4 September 2017

Baru 20 Daerah yang Siap Terbitkan Sertifikat Rumah Subsidi

Kementerian PUPR akan melakukan pendampingan bagi pemerintah daerah yang belum siap menerbitkan sertifikat rumah subsidi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Siapkan Kredit Mikro Perumahan bagi Pekerja Informal

26 Agustus 2017

Pemerintah Siapkan Kredit Mikro Perumahan bagi Pekerja Informal

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyediakan pembiayaan mikro perumahan untuk rumah swadaya bagi pekerja informal.

Baca Selengkapnya

DKI Siapkan Rusun Nagrak untuk Program DP Nol Rupiah

25 Agustus 2017

DKI Siapkan Rusun Nagrak untuk Program DP Nol Rupiah

Pemerintah DKI Jakarta menyiapkan Rusun Nagrak, Jakarta Utara untuk program DP Nol Rupiah Anies-Sandi.

Baca Selengkapnya

PUPR Temukan 40 Persen Rumah Murah Tak Dihuni  

22 Agustus 2017

PUPR Temukan 40 Persen Rumah Murah Tak Dihuni  

Banyak rumah bersubsidi tak laik huni karena tak ada air bersih dan listrik.

Baca Selengkapnya

Menteri Rini Minta Harga Rusun Tanjung Barat di Bawah Rp 200 Juta

16 Agustus 2017

Menteri Rini Minta Harga Rusun Tanjung Barat di Bawah Rp 200 Juta

Rini meminta Perumahan Nasional menekan harga per meter untuk kalangan MBR.

Baca Selengkapnya