Cukai untuk Plastik, Indef: Harus Berfilosofi Pengendalian  

Senin, 27 Juni 2016 19:35 WIB

Ilustrasi kantong plastik. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan pengenaan cukai untuk plastik harus didasari oleh filosofi cukai, yakni untuk pengendalian. "Mengacu pada UU Cukai," ujarnya dalam diskusi berjudul “Peluang dan Tantangan Ekstensifikasi Cukai bagi Dunia Usaha” di Veteran Coffee, Jakarta Pusat, Senin, 27 Juni 2016.

Enny menuturkan, pengendalian yang dimaksud adalah pengendalian konsumsi barang tersebut, apakah memiliki dampak ke kesehatan masyarakat atau ke lingkungan atau bahkan dampak-dampak lainnya. "Jika memang efektivitas kebijakannya masih debatable, harus dicarikan solusi. Apakah memang ini pilihan terbaik."

Pernyataan ini menanggapi wacana yang dilontarkan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi. Ia mengatakan bahwa pemberlakuan cukai terhadap plastik merupakan kompensasi atas penggunaan barang tersebut yang berdampak negatif bagi lingkungan hidup.

Selain itu, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan dan Kehutanan Sudirman telah mengungkapkan bahwa hasil cukai kemasan plastik tersebut akan digunakan untuk pembangunan industri daur ulang.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis, Yustinus Prastowo, mengatakan bahwa mengenai ekstensifikasi cukai, hanya tinggal memilih mana yang sekiranya mendatangkan tambahan pendapatan signifikan. "Kita perlu ekstensifikasi barang kena cukai demi sustainabilitas penerimaan negara," tuturnya.

Prastowo melanjutkan bahwa kebijakan tersebut juga harus mengukur apakah akan mengganggu secara makro terhadap industri ataupun masyarakat secara keseluruhan. Namun yang paling penting adalah kejelasan maksud dari pelaksanaan ekstensifikasi tersebut.

Bagi Prastowo, pengenaan obyek cukai baru harus jelas, apakah untuk pengendalian ataukah untuk menggenjot penerimaan negara. "Kalau tujuannya mengendalikan (plastik), jangan menghitung penerimaan negara."

DIKO OKTARA

Berita terkait

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

2 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

12 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

40 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

40 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

Bappenas sebut penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan tahun ini sudah sesuai dengan rencana pembangunan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

43 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

44 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

44 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

44 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya