Harga Bawang Meroket, Petani Minta Pemerintah Tidak Impor
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 31 Mei 2016 01:04 WIB
TEMPO.CO, Probolinggo - Petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo khawatir dengan rencana pemerintah yang merencanakan untuk impor bawang merah. Impor bawang merah diyakini petani bakal membuat harga bawang merah akan terjun bebas.
Imam Wahyudi, petani bawang merah Desa Sokaan, Kecamatan Krejengen, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengatakan sangat khawatir dengan rencana impor bawang merah oleh pemerintah. "Serbuan bawang dari luar Probolinggo saja sudah bisa membuat harga turun, apalagi serbuan bawang impor," kata Imam, Senin siang, 30 Mei 2016. Dia mengatakan, saat ini saja bawang merah dari luar Probolinggo sudah banyak yang masuk pasaran.
"Di Probolinggo sebenarnya sudah masuk panen raya. Namun bawang dari luar Probolinggo tetap masuk pasar," katanya.
Adapun harga bawang merah di tingkat pengecer saat ini mencapai Rp 38 ribu per kilogram. Harga bawang yang melonjak ini tidak kemudian secara otomatis dinikmati oleh petani. Di sawah, harga bawang merah Rp 18 ribu. "Kalau di pengecer memang tinggi, tapi kalau di sawah Rp 18 ribu," katanya.
Harga tersebut, menurut petani sudah bagus mengingat produksi bawang merah saat ini juga tidak maksimal akibat musim yang tidak menentu. "Hasil panenan perhektar minimal 7 ton. Kalau tanamannya bagus bisa sampai 15 ton perhektare," kata Imam. Imam mengatakan biaya tanam hingga panen, untuk setiap hektar bisa menghabiskan biaya Rp 75 juta. "Kalau punya lahan sendiri. Kalau lahannya sewa ya bisa lebih," ujar Imam.
Dia juga mengatakan kendala yang dihadapi petani saat ini adalah harga bibit melonjak serta serbuan ulat bawang. "Bawang belum besar, daunnya sudah dimakan ulat. Akibatnya daun bawang gundul," katanya. Ancaman produksi bawang merah menjadi tidak maksimal bakal terjadi. "Bisa dibawah 7 ton perhektarenya."
Imam mengatakan setiap hari yang dilakukannya saat ini adalah membasmi ulat. Imam mengaku bakal memanen bawang dua hari menjelang puasa. Dia berharap harga bawang masih bertahan seperti saat ini. "Kalau pemerintah jadi mengimpor bawang, harga bawang bisa dibawah Rp 10 ribu perkilogram," katanya.
Bagi petani, harga bawang merah saat ini sudah bagus. "Di pasaran saat ini tidak sampai Rp 38 ribu," katanya. Harga yang berlaku saat ini sudah seimbang dengan biaya produksi yang tinggi serta ancaman ulat bawang yang membuat hasil panan tidak maksimal. Dengan masa panen raya saat ini, harga bawang merah akan cenderung turun walaupun tanpa campur tangan impor. "Kami berharap pemerintah tidak impor bawang."
Imam juga mengatakan masa panen raya yang mulai berlansung saat ini juga membuat pemilik lahan bawang berjaga-jaga. "Petani bawang merah menjaga lahannya masing-masing yang sudah mendekati masa panen," katanya. Para petani menjaga lahannya sejak setelah waktu Isya hingga menjelang pagi hari. "Untuk jaga-jaga saja," katanya. Petani khawatir, bawang yang akan segera dipanen dijarah maling menyusul harga bawang saat ini yang sedang meroket.
Sementara itu Yulianto pedagang di Pasar Bawang Kecamatan Dringu, Probolinggo mengatakan harga bawang sekitar Rp 25 ribu per kg dan bawang super Rp 30 ribu. "Kalau bawang merah yang kecil antara Rp 12 ribu-14 ribu."
DAVID PRIYASIDHARTA