Properti Lesu, BI Diminta Tetapkan LTV hingga 100 Persen  

Reporter

Jumat, 6 Mei 2016 10:18 WIB

Beberapa pekerja melakukan pembangunan sebuah apartemen di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, (16/12). Foto: TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda meminta Bank Indonesia menetapkan aturan loan-to-value (LTV) yang lebih progresif. Kebijakan itu, menurut dia, harus diambil menyusul masih lesunya pasar perumahan nasional yang hingga kini belum menunjukkan pemulihan yang signifikan.

"Mungkin untuk segmen menengah ke bawah, apalagi rumah FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), LTV dapat menjadi 100 persen, sehingga uang muka menjadi 0 persen," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 Mei 2016.

Untuk segmen menengah, Ali mengusulkan LTV menjadi 90 persen, sehingga uang muka menjadi 10 persen. Sementara itu, bagi segmen atas, "Silakan diperketat," ucapnya. "Karena di segmen ataslah yang terjadi aksi spekulasi besar-besaran, meskipun segmen atas juga memberikan dampak kepada pergerakan pasar perumahan."

Selain itu, menurut Ali, kebijakan yang mengganggu cashflow para pengembang segmen menengah-bawah adalah kebijakan kredit pemilikan rumah (KPR) Inden yang mengharuskan pengembang menjual rumah yang sudah jadi. "BI diharapkan dapat menjadi stimulus dalam menggerakkan pasar perumahan," ujarnya.

Ali menuturkan relaksasi kebijakan tersebut dapat diterapkan hingga pasar perumahan telah pulih sepenuhnya. Dengan kondisi pasar perumahan saat ini, menurut dia, BI seharusnya tidak menekan sektor perumahan dengan aturan yang ketat. Pada saatnya nanti, kata dia, BI dapat kembali memperketat aturan ketika pasar sudah pulih.

Hingga kini, pasar perumahan nasional belum menunjukkan pemulihan yang signifikan. Meskipun terjadi kenaikan pertumbuhan penjualan pada triwulan keempat 2015, tren itu tidak berlanjut pada triwulan pertama 2016. Menurut IPW, pasar kembali anjlok 23,1 persen dibanding triwulan sebelumnya atau menurun 54,09 persen dibandingkan triwulan pertama 2015.

Berdasarkan data IPW, hampir semua wilayah mengalami penurunan nilai penjualan. Segmen menengah masih menguasai tingkat penjualan sebesar 52,19 persen.

Sementara itu, segmen besar hanya 28,27 persen dan segmen kecil 19,54 persen. Persentase tersebut berbeda dengan triwulan sebelumnya, saat komposisi segmen besar sempat mendominasi penjualan.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya