Pengamat: Plastik Berbayar Harus Mahal

Reporter

Rabu, 24 Februari 2016 23:00 WIB

Warga menunjukkan kantong belanja saat kampanye #Pay4Plastic atau penerapan plastik berbayar untuk mereduksi penggunaan kantong plastik bersama Gerakan Indonesia Diet Plastik di Bandung, Jawa Barat, 27 Desember 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat lingkungan dari Universitas Khairun Ternate Thamrin Ali Ibrahim mengatakan kantong plastik berbayar yang disediakan pasar modern harus mahal, sehingga bisa mendorong masyarakat yang datang berbelanja untuk membawa kantong plastik sendiri.

"Kalau kantong plastik berbayar itu hanya ditebus Rp200 per kantong, pasti masyarakat tidak akan terdorong untuk membawa kantong plastik dari rumah, berbeda kalau nilai tebusannya diatas Rp5.000 per kantong," katanya di Ternate, Rabu, menangapi kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai pemberlakukan kantong plastik berbayar di pasar modern.

Menurut dia, pemberlakuan kantong plastik berbayar tersebut memang sangat tepat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, yang belakangan ini menimbulkan masalah besar bagi lingkungan karena kontribusinya sangat besar terhadap produksi sampah.

Sampah plastik, kata Thamrin Ali Ibrahim, sangat merusak lingkungan karena proses penguraiannya yang membutuhkan waktu 500 tahun sampai 1.000 tahun, sehingga sangat tepat kalau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan langkah pengurangan pemanfaatannya seperti melalui kantong plastik berbayar.

Ia mengatakan, pemberlakuan kantong plastik berbayar tersebut sebaiknya jangan hanya di pasaran modern, tetapi juga harus di pasar tradisional karena penggunaan kantong plastik di pasar tradisional justru lebih besar.

Namun, menurut dia, harus disertai dengan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat mengenai penerapan kantong plastik berbayar tersebut, termasuk mengenai bahaya kantong plastik bagi lingkungan sehingga masyarakat bisa menerima dan mendukungnya.

Selain itu, pemerintah harus memberikan solusi sehingga masyarakat selama ini mengandalkan penggunakan kantong plastik, terutama para pedagang tidak kesulitan untuk mendapatkan sarana yang fungsinya sama tanpa berdampak negatif terhadap lingkungan, ujarnya.

Thamrin Ali Ibrahim menambahkan, produk kearifan lokal yang bisa dimanfaatkan untuk tempat berbelanja, seperti tas belanja dari anyaman bambu atau rotan perlu dihidupkan kembali, karena produk seperti ini lebih ramah lingkungan dan mudah diperoleh di masyarakat.


ANTARA

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

11 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

Topik tentang YouTube mengembangkan fitur belanja baru yang bersaing dengan TikTok Shop menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

19 hari lalu

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

Jangan malu dan sungkan bila tiba-tiba kebelet BAB ketika sedang belanja. Pakar menjelaskan fenomena tersebut.

Baca Selengkapnya

Belanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu

45 hari lalu

Belanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikanbelanja pemerintah telah terealisasiRp 470,3 triliun hingga pertengahan Maret ini.

Baca Selengkapnya

Sahur Jadi Waktu Check-Out Favorit Konsumen Lazada

49 hari lalu

Sahur Jadi Waktu Check-Out Favorit Konsumen Lazada

Senior Vice President Campaigns, Traffic, and Onsite Marketing Lazada Indonesia Amelia Tediarjo, mengatakan aktivitas transaksi banyak saat sahur.

Baca Selengkapnya

Pusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM

58 hari lalu

Pusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM

Manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) sedang mempersiapkan konsep baru wisata belanja di Kota Solo yang akan diterapkan mulai tahun 2026.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Menuai Kritik, Apa Kata Para Ekonom?

4 Maret 2024

Program Makan Siang Gratis Menuai Kritik, Apa Kata Para Ekonom?

Program makan siang gratis dinilai para ekonom akan menggerus dana pendidikan dan membebani APBN.

Baca Selengkapnya

Destinasi Favorit Anya Geraldine di Singapura dari Wisata Kuliner hingga Belanja

29 Februari 2024

Destinasi Favorit Anya Geraldine di Singapura dari Wisata Kuliner hingga Belanja

Anya Geraldine menceritakan pengalaman mengeksplorasi Singapura

Baca Selengkapnya

Realisasi Belanja Bansos Capai Rp 12,45 T per Januari 2024, Naik 220 Persen

28 Februari 2024

Realisasi Belanja Bansos Capai Rp 12,45 T per Januari 2024, Naik 220 Persen

Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja bansos mencapai Rp 12,45 triliun per 31 Januari 2024 atau naik 220,87 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

10 Tips Menawar Saat Berbelanja di Pasar Bagi Turis Asing

15 Februari 2024

10 Tips Menawar Saat Berbelanja di Pasar Bagi Turis Asing

Belanja di pasar menjadi tujuan menarik bagi para turis asing. Berikut terdapat tips menawar saat berbelanja di pasar bagi turis asing.

Baca Selengkapnya

Bertaburan Brand, Sudut Utara Kota Yogyakarta Ini Tumbuh Jadi Pusat Fashion Modern

4 Februari 2024

Bertaburan Brand, Sudut Utara Kota Yogyakarta Ini Tumbuh Jadi Pusat Fashion Modern

Jika Malioboro punya Pasar Beringharjo untuk belanja batik, kawasan utara Kota Yogyakarta ini punya Jalan C. Simanjuntak ini untuk fashion modern.

Baca Selengkapnya