TEMPO Interaktif, Jakarta: Kebutuhan dana subsidi langsung tunai bagi rumah tangga miskin membengkak dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 18,7 triliun. Hal itu disebabkan jumlah rumah tangga miskin yang berhak menerima subsidi itu meningkat 17,7 juta kepala keluarga menjadi 19,2 juta kepala keluarga. Penambahan anggaran itu diajukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) kepada Menteri Keuangan. Deputi Bidang Kemiskinan Bappenas Bambang Widianto mengatakan dengan peningkatan jumlah rumah tangga miskin itu berarti anggaran yang harus disediakan pemerintah juga mesti ditambah. Saat ini, anggaran untuk program subsidi langsung tunai dalam APBN 2006 hanya Rp 16,9 triliun. "Ternyata data BPS yang baru menunjukan peningkatan jumlah rumah tangga miskin menjadi 19,2 juta kepala keluarga," katanya di Jakarta, Rabu (22/2).Dia menjelaskan, kebutuhan dana tambahan itu kemungkinan dalam APBN Perubahan 2006. Pemerintah akan segera mengajukan kepada DPR agar bisa segera dibahas.Subsidi langsung tunai merupakan program bantuan pemerintah sebagai kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak oktober tahun lalu. Subsidi diberikan secara bertahap sebanyak empat kali, dan pembayarannya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Subsidi tahap pertama telah dicairkan oktober tahun lalu dan subsidi tahap kedua pada 2 januari silam. Rencananya subsidi tahap ketiga akan diberikan pada April dan tahap keempat pada Juli tahun ini. Retno