TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan, Ardiansyah Parman menyatakan kenaikan harga gula yang tinggi, Rp 7.000 per kilogram di Jakarta, karena dipengaruhi oleh harga di dunia yang sudah mengalami kenaikan sebesar 46 persen dari harga US$ 401 perton dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat US$ 279,09 perton. Kenaikan harga gula diperkirakan karena dua faktor yang secara bersamaan menimbulkan efek ganda terhadap gula di dalam negeri. Saat ini belum memasuki musim giling. "Karena biasanya terjadi pada bulan Mei," katanya. Kedua, harga gula internasional yang mengalami kenaikan secara mengejutkan. "Merupakan kenaikan tertinggi dalam 24 tahun ini, karena pada tahun-tahun sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi,"ujar Ardiansyah. Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan pada 26 Januari 2006 diketahui bahwa harga gula bertahan pada level cukup tinggi dibandingkan harga pada tanggal 9 Januari 2006. Di Yogyakarta harga gula lokal hari tercatat sebesar Rp.6.275/kg. Surabaya tercatat Rp 5.900/kg, Banda Aceh tercatat Rp 5.900, dan Denpasar tercatat Rp 6.000/kg. Menurut pantauan Tempo di pasar pagi Rawamangun, harga gula di Jakarta berkisar di antara Rp 6.500/kg sampai Rp 7.000 /kg.Namun Ardiansyah menyayangkan kenaikan ini tidak dimbangi dengan penurunan. "Seharusnya kalau harga dunia sudah turun, yang dalam negeri ikut turun,"tegasnya. Melihat atas kondisi di atas bahwa harga gula akan mengalami kenaikan harga, maka sesuai kesepakatan dari Dewan Gula Indonesia pada bulan Oktober 2005, Indonesia perlu kiranya mengimpor 300 ribu ton gula. Berdasarkan izin impor tersebut, Bulog dan PT PPI mendapatkan ijin impor masing-masing sebesar 55 ribu ton, sementara empat Importir Terdaftar (IT) mendapatkan ijin impor total 190 ribu ton.Zaky Almubarok Indrawan
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.