TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekretaris Jendral Departemen Perindustrian Agus Tjana Wirakusuma menyatakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan menghambat pertumbuhan Industri. "Dampaknya sangat besar terhadap perindustrian,"katanya.Tingkat konsumsi industri terhadap listrik sangat tinggi sejak juni 2005 biaya penggunaan listrik melambung tinggi akibat adanya ketentuan daya maks. Apalagi dengan ditambah kenaikan TDL dan adaptasi terhadap dampak kenaikan BBM belum juga pulih.Saat ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami kenaikan 7,6 persen dari 5 persen pada tahun lalu. Kondisi ekonomi yang semakain membaik tersebut karena didukung oleh perbaikan perekonomian di Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Eropa Timur.Sedangkan target pertumbuhan tahun ini sebesar 6,2 persen. "Namun diperkirakan target itu tidak akan tercapai karena adanya tekanan harga minyak dan kemungkinan hanya tercapai 5,7 persen saja,"kata Agus.Ekspor Indonesia pada tahun lalu mengalami kenaikan 13 persen yang terdiri dari ekspor migas 19 persen dan ekspor non migas 11 persen. Pertumbuhan non migas berjalan lambat hanya 6,8 persen namun masih di atas pertumbuhan nasional. Total ekspor Indonesia mencapai US $ 50 miliar dengan total pertumbuhan 12 persen dari 2004 yang merupakan konstribusi dari industri elektronik textil dan karet. "Indikasi ini memberikan gambaran yang positif bagi peningkatan industri. Namun faktor-faktor kenaikan TDL dan BBM jika tidak segera diatasi akan menghambat pertumbuhannya,"ujar Agus.Eko Ari Wibowo