Capai Visi Pembangunan, Ini Tiga Prinsip Kebijakan BI

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 24 November 2015 23:52 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dengan berpakaian ala penyanyi rap di kantor Bank Indonesia, Jakarta, 7 Agustus 2015. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan tumpuan dalam mewujudkan visi pembangunan ekonomi adalah peningkatan produktivitas dan perluasan partisipasi ekonomi. "Untuk mencapai dua sasaran tersebut, perlu dilandasi tiga prinsip pengelolaan yang sehat," kata Agus di acara tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Ketiga prinsip kebijakan tersebut, kata Agus, ialah kebijakan yang berkesinambungan, konsisten, dan bersinergi. Ia mengatakan ketiga prinsip tersebut tidak hanya relevan untuk kebijakan di pemerintah pusat, tapi juga relevan untuk pengambilan kebijakan di pemerintah daerah.

Agus menjelaskan, dalam prinsip kebijakan yang berkesinambungan, kebijakan tidak boleh diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Kebijakan yang ditempuh, kata dia, harus diarahkan untuk waktu yang lebih panjang.

"Dalam hal ini, upaya menjaga kesinambungan fiskal tetap perlu dipertahankan," ujarnya. Ia mengatakan Bank Indonesia berkomitmen mengarahkan kebijakan moneter kepada pencapaian stabilitas ekonomi.

Selain itu, kebijakan stabilitas sistem keuangan juga tetap perlu diperkuat untuk meningkatkan daya tahan sistem keuangan terhadap berbagai risiko. Kebijakan di sektor riil juga perlu diarahkan untuk mendorong sisi supply yang berperan meraih pertumbuhan berkelanjutan.

Agus melanjutkan kebijakan perlu ditempuh secara konsisten. Konsistensi bisa terkait dengan penerapan kebijakan konsisten antar waktu di masing-masing sektor, konsisten antar sektor, konsisten antara kebijakan pusat dengan daerah, serta konsisten antar kebijakan daerah.

Dalam prinsip kedua ini, Agus mengatakan Bank Indonesia mendukung konsistensi pemerintah dalam bidang reformasi sektor energi, termasuk kebijakan yang terkait dengan subsidi BBM. "Kami meyakini konsistensi reformasi di sektor energi dapat menambah ruang gerak pada fiskal dan mendukung realokasi sumber daya lebih efisien," ucapnya.

Pada prinsip ketiga, Agus mengatakan, sinergi antar pemangku kebijakan perlu dilakukan untuk memberi efek ganda. Sinergi antara pusat dan daerah antara lain berupa dukungan terhadap peran pemerintah daerah mendorong pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya transfer daerah pada APBN 2016 mendatang.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

44 menit lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

49 menit lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

5 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya