Bank Indonesia Disarankan Tak Ubah BI Rate  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Selasa, 17 November 2015 16:49 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diminta mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) karena masih tingginya tekanan dari eksternal terhadap perekonomian dalam negeri. “Saat ini yang dibutuhkan memang BI Rate tetap, eksternalnya masih volatile,” kata ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 November 2015.

Lana mengatakan terdapat sejumlah faktor eksternal yang perlu diwaspadai. Pertama, 30 November nanti merupakan batas waktu Cina memberikan keputusannya untuk bergabung ke world reserve currency atau mata uang utama dunia. Selanjutnya, pada pertengahan Desember, Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) akan menggelar pertemuan rutin, salah satunya akan membahas keputusan menaikkan atau tidak tingkat suku bunga acuan (The Fed's rate). “Jadi lebih baik tahan dulu, karena BI harus kalkulasi,” katanya.

Bank Indonesia hari ini menggelar rapat dewan gubernur (RDG). Salah satu pembahasan ialah soal kebijakan suku bunga. Saat ini BI rate berada di level 7,5 persen.

Menurut Lana, jika BI Rate diturunkan dengan dalih untuk menggerakkan perekonomian nasional, maka tidak akan cukup dilakukan hanya satu kali. Keputusan tersebut harus dilakukan secara bertahap agar dapat terasa dampaknya. “Waktu zaman Pak Darmin Nasution jadi Gubernur BI itu saja harus menurunkan suku bunga dari 12 persen ke 5 persen buat menggerakkan ekonomi,” ujar Lana.

Ia mengatakan kondisi permintaan kredit saat ini juga cenderung masih dalam tahap wait and see. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian yang masih lambat, begitu juga suku bunga perbankan yang mulai secara perlahan menurunkan suku bunganya.

Jika berkaca pada kondisi normal, menurut Lana, seharusnya BI Rate diturunkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Namun yang paling harus diwaspadai adalah dampaknya terhadap rupiah. “Kalau turun nanti malah double attack buat pertumbuhan ekonomi sama rupiah juga, jadi memang dilematis buat BI,” katanya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya