Nadiem Makarim: Dari Go-Jek ke Startup On Demand

Reporter

Sabtu, 14 November 2015 12:04 WIB

Founder and Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Go-Jek adalah salah satu startup dengan pertumbuhan tercepat dan paling dibicarakan oleh publik Indonesia. Dari ranah transportasi urban, mereka tak henti berinovasi. Setelah meluncurkan layanan Go-Glam, Go-Massage, Go-Clean, Go-Box, hingga Go-Busway, kini Go-Jek telah berancang-ancang untuk merilis produk baru.

“Produk baru kami konsepnya bukan hanya transportasi, tetapi on-demand. Transportasi adalah salah satu elemen on-demand itu. Menurut kami, Indonesia suka memesan apa saja. Itu aspirasinya,” kata Chief Executive Officer Go-Jek Nadiem Makarim di Balai Kartini, Jakarta, Kamis 12 November 2015.


BACA: Jokowi Santap Siang Bareng Supir Angkot dan Go-Jek


Nadiem menolak memberi bocoran soal produk barunya itu. Mantan bos Zalora ini menyatakan bahwa produknya nanti akan menjadi “game changer”. “Ini tidak lagi berpusat pada transportasi,” katanya.

Dengan banyaknya produk yang dikelola, Nadiem member kebebasan pada timnya untuk mengambil keputusan. Untuk tiap divisi yang membawahi masing-masing produk, ia member kebebasan, termasuk soal penggunaan anggaran. Ia tidak melakukan micro management.

BACA: Ingin Punya Tabungan Jumbo, Si Cantik Ini Jadi Driver Go-Jek


Soal banyaknya pesaing dengan layanan serupa, Nadiem mengaku tak ambil pusing. Ia melihat pasar masih sangat besar, sementara penetrasi dari tiap-tiap startup itu, termasuk Go-Jek, masih kecil. “Justru, semua akan membantu lebih banyak orang sambil mengedukasi pasar. The more the merier,” kata dia.

Pengguna Go-Jek saat ini masih menikmati subsidi berupa tarif datar. Tentu saja, ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan tiba saatnya pengguna benar-benar membayar tarif nyata yang dihitung per kilometer. Meski, Nadiem tak menyebut kapan tepatnya subsid akan dicabut.

BACA: Kantor Go-Jek Ditembak Dua Pengendara Sepeda Motor


Yang pasti, kata Nadiem, subsidi itu pelan-pelan sudah mulai dikurangi. Dari awalnya tariff datar Rp 10 ribu per perjalanan, kini ongkos Go-Jek sudah naik jadi Rp 15 ribu. Sementara pada jam sibuk yakni 16.00-19.00, tarif normal sebesar Rp 3.000 per kilometer sudah diberlakukan. “Transisi ini akan terus terjadi secara bertahap, hingga subsidi benar-benar hilang,” ujarnya.


Advertising
Advertising

Ia sadar, pencabutan subsidi itu akan berdampak pada berkurangnya pelanggan. Maka yang dilakukannya sekarang adalah mengumpulkan dana yang cukup agar pencabutan subsidi itu bisa dilakukan dengan lancar dan dampak negatifnya bisa ditekan. “Tapi kami makin baik dalam proyeksi, melakukan kalkulasi sensitivitas, menentukan harga, dan sebagainya,” katanya. Ia menekankan, “Satu yang pasti, tarif GO-JEK akan terus naik.”


PINGIT ARIA

Berita terkait

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

6 Juni 2022

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

Pahamify, startup edutech, mengkonfirmasi kabar terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

10 September 2021

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

Meski bukan pekerjaan mudah, beberapa anak muda Indonesia sukses mendirikan perushaan startup mereka dan mengembangkannya hingga menjadi besar.

Baca Selengkapnya

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

3 Februari 2021

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

Sesi interaktif Google Startup School akan mencakup berbagai topik, dari pemasaran digital, pengetahuan produk, hingga strategi bisnis.

Baca Selengkapnya

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

27 Januari 2021

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menceritakan kesibukannya setelah dicopot sebagai pembantu presiden.

Baca Selengkapnya

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

15 Desember 2020

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

Mantan Duchess of Sussex, Meghan Markle berinvestasi di startup Clevr Brands. Perusahaan tersebut menjual latte susu oat instan empat rasa.

Baca Selengkapnya

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

3 Desember 2020

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

Berita terpopuler bisnis sepanjang 2 Desember 2020, dimulai dari cerita soal Edhy Prabowo dan istrinya dua kali mendatangi toko jam Rolex di Hawaii.

Baca Selengkapnya

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

26 November 2020

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

Immersion: Women Founders merupakan program pelatihan untuk membekali para perempuan dengan alat dan keterampilan untuk mengembangkan startup mereka.

Baca Selengkapnya

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

16 November 2020

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

Hyundai Startup Challenge 2020 di Indonesia telah dimulai sejak awal tahun ini dan berhasil mengumpulkan ratusan pendaftar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

8 November 2020

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

Festival teknologi dan inovasi bertajuk InnoXJogja 2020 segera digelar di Yogyakarta pada 17-20 November 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

8 Oktober 2020

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

Semangat mereka tetap berapi-api, menuntut pembatalan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Baca Selengkapnya