Petugas mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) dikawasan Monas, Jakarta, 20 Oktober 2015. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk transparan soal penghitungan harga gas alam yang dijual seharga US$ 14 per mmbtu. PGN dituding tidak melakukan pencampuran harga (blending price) sehingga harganya mahal.
"PGN tolong beberkan berapa margin yang didapatkan dari harga jual gas. Tolong transparan," ujar juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, Jumat, 12 November 2015.
Pertamina menampik jika dituding menjadi dalang mahalnya harga gas. Melalui anak usahanya, PT Pertagas Niaga, harga gas dari tingkat regasifikasi dan transportasi memang sudah mahal, yakni sekitar US$ 13,8 per mmbtu.
Wianda berujar, 85 persen komponen harga ini diatur pemerintah. Beberapa di antaranya yang cukup signifikan menambah harga adalah toll fee sebesar US$ 2,58 dan biaya regasifikasi di Terminal Regas Perta Arun Gas sebesar US$ 1,58.
Namun PGN dianggap bisa membuat harga lebih murah karena ada sumber lain, yakni gas pipa dari Pangkalan Susu yang dikelola Pertamina EP. Harganya sebesar US$ 8,31 per mmbtu.
Harga gas dari Terminal Regas dan Pangkalan Susu bisa dicampur untuk membuat harga lebih murah. Jika PGN melakukan blending price, Wianda mengemukakan harga bisa turun ke angka US$ 11 per mmbtu. "Kalau PGN sebutkan harganya US$ 14 per mmbtu, itu asalnya dari mana?"
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.