SKANDAL PETRAL: Audit BPK Tergantung Niat Pertamina  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 13 November 2015 06:56 WIB

Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi mengatakan, lembaganya belum menerima permintaan untuk mengaudit investigasi pengadaan minyak oleh Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) periode 2012-2014. Dia menyatakan BPK siap bila Pertamina atau Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta lembaganya menelusuri dugaan kerugian negara yang diakibatkan oleh Petral seperti hasil audit forensik auditor KordaMentha.

"Ada kerugian negara atau tidak, apakah ada pidana, nanti bakal tampak dari situ," kata Achsanul saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 November 2015. Dia mengatakan, keputusan bersalah atau tidak bergantung pada Pertamina apakah perusahaan pelat merah itu meminta audit kerugian negara atau tidak. Bila ada permintaan audit, kata dia, hasilnya bisa ditindaklanjuti oleh para penegak hukum.

BACA: SKANDAL PETRAL: Begini Cara Mafia Akal-akali Tender Minyak

Menurut Achsanul, BPK pernah memeriksa pengadaan minyak oleh Petral pada 2013 dan 2014. Auditor menemukan beberapa hal yang harus dibenahi dalam pengadaan minyak saat itu. Hasilnya antara lain dari proses tender, pengiriman, hingga pemilihan partner terdapat masalah. "Pertamina tidak efisien," ujarnya. Namun, ia tidak tahu apakah Pertamina sudah menjalankan rekomendasi audit BPK. "Hasilnya juga sudah kami sampaikan ke Pertamina."

Dia mengatakan hasil audit BPK saat itu memang berbeda dengan pekerjaan yang dilakukan oleh KordaMentha, auditor kaliber internasional yang bermarkas di Australia. Sebabnya, proses audit konsultan asing tersebut hanya berfokus pada pengadaan saja. "Kalau BPK tidak ke situ, tapi lebih kepada pada compliance," ujar Achsanul.

BACA: SKANDAL PETRAL: Inilah MR, Mister Untouchable di Era SBY

Sebelumnya, audit forensik dari KordaMentha mengungkap adanya mafia yang menyebabkan pengadaan minyak Petral lebih mahal. Audit periode 2012-2014 itu menemukan kejanggalan karena sejak 2012 Petral selalu memprioritaskan pengadaan minyak lewat perusahaan nasional rekanannya. Akibat penggiringan itu, Pertamina cuma mendapat diskon US$ 30 sen per barel, dari yang seharusnya US$ 1,3 per barel. Akibatnya, negara merugi hingga Rp 250 triliun.

Juru bicara PT Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan, pihaknya enggan menyatakan adanya kerugian akibat pengadaan minyak oleh Petral. Pertamina mengaku terbuka jika ada penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi yang turun tangan menyelidiki temuan ini. "Tugas Pertamina menjalankan audit forensik sudah selesai. Tindak lanjutnya domain keputusan pemegang saham dan aparat hukum."

LINDA TRIANITA

BERITA MENARIK
REKAMAN KPK:Terkuak OC Kaligis Panik,Minta Kuitansi Disimpan
Rekaman OC Kaligis Dibuka, Terungkap Permainan Uang Itu!

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

12 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

14 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

22 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

23 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

1 hari lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

1 hari lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

2 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya