November Baru Sepekan, Inflasi Sudah 0,13 Persen

Reporter

Jumat, 6 November 2015 23:03 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kiri) bersalaman dengan Presiden Finlandia Sauli Vainamo Niinisto (kanan) sebelum melakukan pertemuan tertutup membahas masalah ekonomi makro dan potensi kerjasama ekonomi di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, 4 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan hasil survei inflasi di pekan pertama November berada di kisaran 0,13 persen. "Tentu ada tekanan pada inflasi dari beberapa sumber, " ujarnya saat ditemui di kompleks gedung Bank Indonesia, Jumat, 6 November 2015. Secara historis, inflasi November biasanya rendah, bahkan pernah mengalami deflasi.

Tekanan inflasi tersebut, menurut Agus, terjadi pada harga daging ayam dan harga beras. Tetapi ia mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi untuk menjaga tingkat inflasi. Ia menilai sejauh ini inflasi berjalan ke arah target di akhir tahun yaitu sebesar 4 plus minus 1 persen. "Bahkan sekarang kami optimistis bisa di bawah 4 persen, " katanya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III yang diumumkan beberapa hari lalu berada di level 4,73 persen. Angka ini meleset dari prediksi Bank Indonesia sebelumnya yaitu dapat menyentuh target 4,85 persen. Menurut Agus, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi sejauh ini masih bertumpu pada pengeluaran pemerintah dan konsumsi domestik. "Kelihatan yang agak berat itu di ekspor kita, " katanya.

Hal ini disebabkan masih lemahnya indeks harga komoditas ekspor Indonesia. Sebelumnya koreksi harga komoditas Indonesia akan terjadi hingga 11 persen di tahun 2015. "Tapi, data informasi terakhir kita koreksi harga mencapai 16 persen, " ujar Agus. Adapun harga komoditas yang tertekan termasuk di dalamnya komoditas unggulan ekspor Indonesia.

Tapi, jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2015, menurut Agus sudah terjadi pergerakan ke arah yang lebih baik. "Di kuartal II kan 4,67 persen; jadi sudah bisa meningkat menjadi 4,73 persen, " katanya.

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya