Founder and Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis transportasi Go-Jek tengah naik daun dan menjadi fenomena di Jakarta serta beberapa kota besar lain. Jumlah pengemudi layanan transportasi berbasis aplikasi ini sekarang mencapai 200 ribu orang. CEO Go-Jek Nadiem Makarim menceritakan kepada Tempo bagaimana latar belakang ia merintis Go-Jek.
"Sebelumnya, saya mengalami frustrasi karena ada orang yang bekerja tapi hanya mendapat komisi 20 persen," ujar Nadiem pada Tempo pertengahan Oktober lalu.
Menurut Nadiem, semangat mendirikan Go-Jek adalah menghubungkan langsung pekerja dengan konsumen sehingga memangkas uang komisi. "Enggak ada 'orang tengah'-nya lagi. Dengan cara itu, service provider bisa menggandakan penghasilan hingga dua-tiga kali lipat," katanya.
Karena itu, Nadiem percaya dengan sistem Go-Jek para pengemudi bisa memperoleh penghasilan yang lebih baik. Tidak hanya bisa menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan perekonomian. "Kalau ada sesuatu di Indonesia yang enggak beres, ya kami bawaannya ingin ngeberesin. Kami agak gila sih memang karena kadang enggak peduli orang bilang apa. Tapi itulah yang dinamakan ”go”. Let’s go, man! Ngapain nunggu pemerintah atau yang lain? Let’s go, let’s fix it first," katanya.
Nadiem menyatakan bahwa ia awalnya tidak menyangka bahwa Go-Jek bisa tumbuh secepat dan sebesar sekarang. "Kami enggak kebayang bisa membantu begitu banyak orang. Target kami akhir tahun saja cuma punya 20-30 ribu driver, sedangkan sekarang driver Go-Jek sudah 200 ribu," katanya.
Begal Opang di Tangerang Diringkus Bersama Teman Wanitanya di Jakarta Selatan
24 Januari 2023
Begal Opang di Tangerang Diringkus Bersama Teman Wanitanya di Jakarta Selatan
Jajaran Polres Tangsel berhasil mengamankan PP seorang pria berusia 26 tahun yang tega menghabisi nyawa S seorang pengemudi ojek pangkalan di Tangerang. Begal sadis ini dibekuk di Jakarta Selatan dengan seorang teman wanitanya.