Ini Alasan Rudiantara Izinkan Balon Google Masuk Indonesia

Reporter

Kamis, 29 Oktober 2015 18:57 WIB

Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) berjalan di samping balon raksasa Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, 28 Oktober 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Mountain View - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan dukungannya terhadap Project Loon, proyek Google untuk menara seluler terbang yang memanfaatkan balon.

"Alasan pemerintah Indonesia mendukung Project Loon adalah Indonesia merupakan negeri kepulauan, yang berbeda dengan Amerika dan Eropa, sehingga punya tantangan sendiri dalam menghubungkan berbagai pulau itu," kata Rudiantara saat menyaksikan penandatanganan kerja sama tiga operator seluler Indonesia dengan Project Loon Google di Gedung Google X, Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu, 28 Oktober 2015.

"Kami belum tahu ekonomi komersial dari Loon. Tapi kami memutuskan terlibat dan meminta semua operator ambil bagian dari Project Loon, sekurang-kurangnya memahami masalah teknisnya sebelum masuk ke model bisnisnya," ujarnya. Tiga operator yang sudah menandatangani kerja sama untuk proyek ini adalah Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat.

Ririek Adriansyah, Presiden Direktur PT Telkomsel Tbk, menyatakan bahwa mereka masih melihat lebih dulu perkembangan Loon ini sebelum memutuskan untuk menerapkannya dalam jangka panjang. "Tergantung uji teknis. Kalau lulus, akan bergantung juga pada aspek komersial nanti," tuturnya.

Di bawah Project Loon, Google akan menerbangkan sejumlah balon di angkasa Indonesia, khususnya di daerah pedalaman yang selama ini sukar mendapat sinyal telepon seluler, sehingga sulit pula bagi pengguna untuk mengakses Internet. Balon-balon itu akan terbang di ketinggian 20 kilometer di atas permukaan bumi atau di atas kawasan lalu lintas pesawat terbang.

Menurut Ririek, perjanjian yang ditandatangani hari ini tidak menyebutkan secara khusus seberapa lama masa uji coba teknis proyek ini berjalan. "Tapi kelihatannya dalam setahun, dimulai dari 2016," katanya.

Ririek menilai balon-balon Google ini mungkin akan lebih mahal bila dipakai dalam kondisi normal. Tapi, untuk kawasan pedalaman, yang penduduknya tinggal terpisah-pisah dan berjauhan, pemakaian balon ini membuat ongkosnya menjadi lebih efisien.

"Ada satu keluarga, misalkan, tinggal di sini, keluarga lain tinggal sekian kilometer jauh di sana. Nah, akan jadi mahal kalau dibangun BTS di suatu tempat yang hanya melayani satu keluarga," tuturnya.

KURNIAWAN - MOUNTAIN VIEW

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

13 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

19 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

20 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya