Sebentar Lagi, Investasi di Reksa Dana Bisa Lewat ATM

Reporter

Kamis, 29 Oktober 2015 18:20 WIB

Petugas memberikan penjelasan mengenai Reksa Dana kepada para pengunjung di Mal Central Park dalam acara Pekan Reksa Dana Nasional, Jakarta, Kamis (18/10). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Akses untuk membeli reksa dana akan semakin mudah. Pada 2016, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia berencana mengembangkan infrastruktur berupa instruksi pembelian atau penjualan unit penyertaan reksa dana melalui jaringan ATM, internet banking dan mobile banking perbankan.

Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan memutuskan untuk mengembangkan sejumlah rencana kerja.

Salah satunya adalah rencana pengembangan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-Invest).

S-Invest merupakan infrastruktur yang dikembangkan untuk mendukung industri reksadana di pasar modal Indonesia agar proses dan alur bisnis dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Untuk bisa mengimplementasikan program ini, dibutuhkan kesiapan dan dukungan dari para pelaku.

Mulai dari pihak agen penjual, manajer investasi, bank kustodian dan juga perusahaan Efek sebagai pengguna sistem S-Invest sangat penting.

Selain itu, terkait inisiatif pengembangan AKSes Financial Hub, perluasan fungsi Fasilitas AKSes yang telah dilakukan dengan mengandeng pihak perbankan sejak tahun 2013 ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk lebih mempermudah lagi akses masyarakat berinvestasi di pasar modal.

“Direncanakan pada 2016 akan dikembangkan fitur tambahan antara lain instruksi pembelian/penjualan unit penyertaan reksa dana melalui jaringan ATM, internet banking dan mobile banking perbankan,” kata Margeret Tang, Direktur Utama KSEI dalam keterangan tertulisnya, Kamis 29 Oktober 2015.

Adapun, untuk memastikan terealisasinya rencana terserbut serta rencana pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya, KSEI telah mengalokasikan dana sekitar Rp 200 miliar pada 2016 untuk belanja modal.

Pada sisi lain, Margeret menjelaskan rencana kerja perusahaan tahun depan didasarkan pada pengembangan dan kajian kualitas layanan jasa, termasuk jasa yang terkait dengan hak pemodal, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan sistem utama KSEI.

Pengembangan sistem utama KSEI yang dimaksud adalah proyek C-BEST Next-G yang merupakan upaya untuk memastikan peran sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian dapat terlaksana dengan baik.

Hal itu berguna untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas transaksi efek di pasar modal serta pertumbuhan jumlah emiten dan investor.

“Sistem yang diharapkan selesai dikembangkan pada akhir 2016 ini, nantinya akan mampu menangani hingga 3 juta investor dengan kemampuan pemrosesan penyelesaian 20.000 transaksi per menit, atau lebih dari 6 kali lipat kapasitas sistem yang saat ini digunakan,” tuturnya.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan menargetkan beleid tentang sistem pengelolaan investasi terpadu atau dikenal dengan fund net bisa segera rampung agar bisa diimplementasikan pada Juni 2016.

Fund net dibuat dengan tujuan mengoptimalisasi dan melakukan efisiensi atas proses transaksi dan operasional di dalam industri pengelolaan investasi, khususnya reksa dana.

Saat ini, sistem online reksa dana belum semaju di pasar saham. Namun, dengan fund net ini, sistem reksa dana akan bekerja secara online menyerupai kegiatan di pasar saham.

Selain itu, pembelian dan penjualan reksa dana juga bisa dilakukan dan akan lebih jelas terlihat.

Selama ini, penjualan dan pembelian reksa dana dilakukan sendiri-sendiri. Bagi yang melalui agen penjual, maka memiliki sistem sendiri, begitu juga manajer investasi (MI) yang memiliki sistem sendiri.

Bisnis.com

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya