Soal Akselerasi Ekonomi Syariah, Begini Kata BI

Reporter

Rabu, 28 Oktober 2015 23:00 WIB

Gubernur Deputi Gubernur Perry Warjiyo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. "Namun dalam pengembangannya, sangat diperlukan sinergi dari berbagai institusi pusat maupun daerah, termasuk Bank Indonesia sebagai bank sentral," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 27 Oktober 2015.

Ia menuturkan, jika ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh dan berkembang pesat, pada akhirnya bisa menjadi solusi bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Syarat bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah adanya kebijakan yang mendorong ekonomi dan keuangan syariah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Oleh karena itu, koordinasi antar pemerintah dan lembaga di tingkat pusat dan daerah sangat penting.

Menurut Perry, salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah memunculkan kesadaran masyarakat dan mendorong masyarakat turut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi syariah. "Selain itu, diperlukan juga pengembangan model-model pembiayaan syariah yang dapat diimplementasikan di pasar keuangan."

Lebih lanjut, Perry mengatakan sinergi kebijakan dan pengaturan dari sisi makro dan mikro sangat penting dalam mendukung perkembangan pasar keuangan syariah. Selanjutnya, dibutuhkan pula adanya pengembangan produk pasar keuangan dan peningkatan efisiensi sektor keuangan. "Seluruhnya harus didukung oleh sumber daya manusia yang memadai," katanya.

Saat ini, penetrasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih tergolong rendah. Pada 2015, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia hanya sebesar 4,61 persen. Pertumbuhan sektor pasar modal syariah meningkat dari -1,57 persen menjadi 3,09 persen, sementara sektor perbankan syariah menurun dari 13 persen menjadi hanya 9 persen.

Sejalan dengan perlambatan ekonomi yang terjadi, pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan perbankan syariah pada Semester I 2015 juga dinilai belum optimal, yaitu masing-masing sebesar 9 persen, 7,29 persen, dan 6,66 persen.

Berdasarkan indikator tersebut, Perry mengatakan tantangan bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia masih banyak, baik di tingkat pusat maupun daerah. "Ini memerlukan koordinasi antar lembaga sesuai dengan kompetensi masing-masing untuk merumuskan kebijakan strategis ekonomi dan keuangan syariah," tuturnya.

Hal ini kemudian coba diwujudkan oleh Bank Indonesia, dengan menggelar seminar bertajuk “Kebijakan Strategis Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Dalam Akselerasi Ekonomi Syariah”, kemarin, di Surabaya. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan Pemprov Jawa Timur, Kementerian Keuangan, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, serta Masyarakat Ekonomi Syariah.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

3 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya